Pendapatan per Kapita Warga Tembus Rp38,8 Juta

Harlistyati Kepala Bappeko Mojokerto menunjukkan panel data di kantornya, Senin (17/10) kemarin. (kariyadi/bhirawa]

Harlistyati Kepala Bappeko Mojokerto menunjukkan panel data di kantornya, Senin (17/10) kemarin. (kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Pendapatan per kapita masyarakat Kota Mojokerto kini sudah mencapai angka Rp38,8 juta per tahun. Namun Pemkot Mojokerto gencar melakukan penurunan angka kemiskinan yang terbilang masih cukup tinggi.
”Pemkot melakukan berbagai terobosan untuk menekan angka kemiskinan. supaya bisa menekan angka disparitas (kesenjangan, red) antara warga,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Mojokerto, Senin (17/10) kemarin.
Data di Bappeko Mojokerto, terjadi peningkatkan Pendapatan Per Kapita penduduk kota. Terhitung sejak tahun 2014 lalu, Pendapatan Per Kapita menyentuh angka Rp34 juta per tahunnya. Kemudian, tahun. 2015 meningkat menjadi Rp38.8 juta per tahun.
”Peningkatan per kapita itu dipengaruhi tingginya aktivitas ekonomi di sejumlah bidang seperti yang menonjol adalah bidang informasi dan telekomunikasi,” tambah Harlistyati.
Di Kota Mojokerto kini terdapat 17 sektor lapangan usaha yang digunakan mengukur Pendapatan Per Kapita. Di samping, sektor informasi dan telekomunikasi yang terbilang dominan, ternyata peran sektor industri juga cukup tinggi mendongkrak Pendapatan Per Kapita.
”Setiap bulan rata-rata tiap warga memiliki pendapatan mencapai Rp 3 juta, tapi tetap kita genjot berbagai kebijakan untuk menekan angka kemiskinan,” sebut Wali Kota Mas’ud Yunus ketika membuka Job Fair di GOR Seni Majapahit beberapa waktu lalu.
Peningkatan pendapatan itu tak pelak juga berimbas pada sejumlah parameter ekonomi lainnya. Seperti halnya, pertumbuhan ekonomi di Kota mencapai 6,9%. Sedangkan, di Jatim pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4%. Termasuk pula, disparitas pembangunan yang kini menjadi prioritas pembangunan kota. ”Disparitas pembangunan ini juga tengah menjadi prioritas kita. Dengan membangun kawasan barat,” tambah Walikota.
Sementara itu, tak dipungkiri pula angka kemiskinan di kota mencapai 6,3%. Meskipun masih berada di bawah prosentase kemiskinan Jatim, Wali kota menyebutkan angka kemiskinan menjadi salah satu persoalan pokok Kota Mojokerto di samping soal pengangguran dan dekadensi moral. Pengangguran sendiri mencapai 4,8%.
”Fungsi ekonomi perlu kita kuatkan. Akses pemberian modal, manajemen, hingga pemasaran perlu didukung. Harus sinergi BKBPP dan Disperindag,” cetus wali kota. Di samping itu, wali kota juga berharap para pengusaha membuka diri dan berpartisipasi memajukan Kota Mojokerto, agar demokrasi ekonomi terus tumbuh dan merata.
Untuk diketahui, Pendapatan Per Kapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata warga di kabupaten/kota. Angka tersebut dihitung dari pembagian pendapatan kota secara menyeluruh dengan jumlah penduduk kota. Besaran Pendapatan Per Kapita biasanya dipakai mengukur kemakmuran dan pembangunan kawasan. Semakin besar pendapatannya sering diidentikkan dengan kondisi daerah. [kar]

Tags: