Pendekatan Struktural Tegakkan Empat Pilar

2-Fandi utomo dalam worksop bersama para guru mata pelajaran PPKN terkait sosialisasi PancasilaSurabaya,Bhirawa
Salah satu upaya untuk menjaga tegaknya 4 Pilar kebangsaan , Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,adalah dengan pendekatan structural pada semua tingkat pemerintahan, bahkan dari tingkat Rukun tetangga(RT) sampai kepada Gubernur.
Menurut anggota DPR RI, Fandi Utomo yang melakukan sosialisasi 4 Pilar kehidupan berbangsa pada   pegawai Honorer K2 di Surabaya, Kamis(22/10), saat ini masyarakat Indonesia menjadi target penghisapan asing dan diperparah dengan masih adanya budaya korupsi.
Untuk itu, lanjutnya , diperlukan berbagai upaya untuk menerapkan kembali Pancasila dan tiga pilar kebangsaan lain guna mngikis habis budaya korupsi dan meningkatkan kewaspadaan atas pengaruh asing.
“Pancasila sebagai gagasan pencerah semestinya dapatlah kembali menginsprasi jiwa kita secara utuh sebagai Bangsa merdeka yang punya kemampuan untuk mewujudkan cita-cita nasional tentang Bangsa Indonesia yang berdaulat, mandiri, berkepriadian, adil dan makmur,” terangnya kepada ratusan Honorer K2 kemarin.
Salah satunya, ujar Fandi adalah menempatkan Pancasila sebagai pertimbangan utama dalam mengambil berbagai kebijakan Negara yang secara structural dilakukan pada semua tingkatan.
Selain secara struktural, lanjut Fandi di hadapan honorer K2 yang kebanyakan adalah guru,  upaya lain yang harus dilakukan untuk menjaga 4 Pilar kebangsaan adalah pendekatan kulutral, edukatif dan pendekatan hukum.
Pada pendekatan kultural , kata pria yang pernah menjadi Cawawali kota Surabaya ini, adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam tentang budaya dan kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini dibutuhkan agar pembangunan oleh generasi muda di masa depan tetap mengedepankan norma dan budaya bangsa.
Pembangunan yang tepat, lanjutnya harus memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa menghilangkan adat istiadat yang berlaku. Generasi muda saat ini adalah calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan budaya leluhurnya. Sehingga di masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur modern, tetapi juga menyejahterakan masyarakat.
Sementara pada pendekatan edukatif perlu karena saat ini sangat marak aksi kriminal yang dilakukan generasi muda, seperti tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan. Kebanyakan aksi tersebut terjadi saat remaja berada di luar sekolah maupun di luar rumah. Oleh sebab itu perlu ada pendidikan di antara kedua lembaga ini.
Di rumah kelakuannya baik, di sekolah juga baik. Namun ketika di antara dua tempat tersebut, kadang remaja berbuat hal negatif. Ini yang sangat disayangkan. Orangtua harus mencarikan wadah yang tepat bagi anaknya untuk memaknai empat pilar kebangsaan semisal lewat kegiatan di Pramuka.
Terakhir pendekatan Hukum, menurut Fandi, hukum adalah segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun harus ditindak dengan tegas, termasuk aksi tawuran remaja yang terjadi belakangan. Norma hukum harus ditegakkan agar berfungsi secara efektif sehingga menimbulkan efek jera bagi pelaku kriminal sekaligus menjadi pelajaran bagi orang lain.[gat]

Tags: