Pendemo-Polri ‘Bentrok’ di Depan KPU Surabaya

3-simulasi pilkadaKPU Surabaya, Bhirawa
Demo Pendukung Salah Satu Pasangan Calon Ricuh di Depan KPU Kota Surabaya. Suasana semakin mencekam lantaran ratusan massa berusaha membobol barisan pasukan polisi. Pendukung Pasangan Hj Rizqa dan H Misyu pasangan calon dalam Pilwali surabaya 2015 melakukan tindakan anarkis.
Mereka menuntut agar Ketua KPU Kota Surabaya berlaku adil terhadap pasangan calon yang mereka dukung. Beberapa dari mereka membawa spanduk bertulisan ‘KPU jangan bodohi kami!’ dan umpatan lainnya.
Beberapa dari mereka menyalakan flare berasap merah dan hijau. Kekisruhan terjadi ketika polisi menghadang mereka merangsek masuk ke KPU. Dari sisi timur pasukan anti huru-hara mendesak massa ke arah barat Jalan Raya Adityawarman. Para demonstran melemparkan air dalam plastik ke arah polisi.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil water cannon datang untuk memecah massa. Air disemprotkan ke arah massa dan massa pun berhamburan.
Sementara itu karena merasa tak terima dan dihalang-halangi menuju Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Surabaya. Ratusan warga yang berasal dari arah Tol Suramadu bentrok dengan anggota Polres Pelabuhan Tanjung Perak (KP3), Senin (3/8).
Setibanya di pintu keluar Tol Suramadu, ratusan warga yang menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua ini bentrok dengan Polisi. Berbekal atribut partai, para warga Maduria ini melempari anggota Polisi yang melakukan pengamanan di akses Tol Suramadu. Tak hanya itu, petugas sempat dilempari dengan benda-benda yang ada disekitar TKP.
Aksi dorong mendorong dan saling lempar tak bisa dielakkan dari bentrok antara warga dan Polisi. Untuk membubarkan massa yang memanas, petugas Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengamankan beberapa warga yang diduga sebagai provokator. Selain itu, petugas berusaha membubarkan massa dengan tembakan water canon.
Dua kejadian tersebut merupakan simulasi penangana keamanan Pilkada  Surabaya oleh Polrestabes Surabaya dan Polres  Pelabuhan Tanjung Perak(KP3) .
Kabag Ops Polrestabes Surabaya, AKBP Raydian Kokrosono mengatakan ada 700 personel gabungan yang dikerahkan dalam simulasi tersebut kali ini. Jadi, sore ini bergabung dengan polres tetangga yakni dari Sidoarjo, Gresik, dan KP3 telah dilaksanakan bersama-sama. Penanganan aksi unjuk rasa tahapan pertahapan.
“Kami terus berkoordonasi dengan KPU Kota Surabaya. Hari ini, ada rencana satu pasangan calon yang mendaftar, tetap kami amankan,” ujarnya pada awak media,
Polrestabes, kata Raydian, menurunkan kurang lebih 1.000 personel gabungan dengan Polres tetangga. Antara lain dari Polresta Gresik, Sidoarjo, dan polres terdekat lainnya. “Ketika ada hal terburuk, ketika ada anarkis, ya beginilah penanganannya,” kata Raydian.
Sedangkan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Arnapi mengatakan, bentrokan antara anggotanya dan warga ini merupakan simulasi pengamanan Pilkada 2015 di Surabaya. Antisipasi dan pencegahan dini perlu dilakukan untuk menghalau jika ada bentrokan dari salah satu massa Calon Wali Kota (Cawali) yang tak terima atas pengumuman hasil pemenang.
“Simulasi ini merupakan pola pengamanan Pilkada yang akan di selenggarakan Desember nanti di Surabaya,” tegas Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Arnapi, Senin (3/8).
Penerapan pola pengamanan ini diakui Arnapi sebagai pencegahan bila terjadi bentrok saat pelaksanaan Pilkada. Sebab, di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak terdapat tiga pintu masuk utama. Pertama, pintu masuk dari luar Kota Surabaya, yakni Jembatan Suramadu. Kedua, penyeberangan Ferry, dan ketiga yakni kawasan Kalianak sebagai pintu masuk dari Gresik.
“Terhadap tiga akses pintu masuk utama ini, kami (KP3) melakukan pengamanan dengan ekstra ketat,” ungkapnya. [geh.bed]

Tags: