Pendidikan Karakter pada Bulan Ramadan

Ani Sri Rahayu

Oleh:
Ani Sri Rahayu
Dosen PPKn (Civic Hukum) Univ. Muhammadiyah Malang

Ramadan merupakan bulan istimewa bagi kaum muslimin. Dan, di bulan Ramadan inilah keimanan kaum muslimin meningkat, jika dibandingkan dengan hari-hari di luar bulan Ramadhan. Oleh sebab itulah, bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat strategis untuk menempa karakter, perilaku kaum muslimin. Pasalnya, kita selama satu bulan dilatih untuk baik secara jiwa maupun raga untuk tunduk dan patuh pada ketentuan Sang Pencipta, Allah SWT. Dan, hal tersebut terujuk dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 183, Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk berpuasa di bulan Ramadan, puasa ini diwajibkan sebagaimana orang-orang sebelum mereka, dengan tujuan agar bertakwa, taat dan patuh pada perintah Allah..
Melalui bulan Ramadan inilah, sejatinya pendidikan karakter semakin urgen untuk digaungkan. Dan, disini pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Lebih dari itu, pendidikan karakter tidak hanya sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, pendidikan karakter idealnya bisa menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (domain kognitif), tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (domain afektif), dan nilai yang baik dan biasa melakukannya (domain psikomotor).
Melalui momen bulan Ramadan inilah waktu yang tepat dijadikan sarana untuk menyiapkan pembinaan karakter anak-anak kita dan masyarakat sekitar. Orangtua dan tokoh masyarakat sedapat mungkin menjadi model, model sekaligus mentor dari anak-anak kita dan masyarakat sekitar dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter, karena pendidikan karakter tidak saja menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat, dan keluarga.
Bulan Ramadan ini sebenarnya punya maksud dan nilai yang sangat mulia yang tidak hanya terbatas pada pembentukan pribadi-pribadi yang shaleh tapi juga membentuk karakter building sebuah masyarakat (bangsa) yang saleh dan kokoh. Karena puasa sebenarnya sarat dengan pesan etika kesalehan sosial yang sangat tinggi, seperti pengendalian diri, disiplin, kejujuran, kesabaran, solidaritas dan saling tolong-menolong. Ini merupakan sebuah potret yang mengarah kepada eratnya keshalihan pribadi dengan keshalihan sosial.
Melalui momentum puasa merupakan lesson learned untuk memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan melalui prosesi silaturahim yang tidak semata sebagai perintah agama, tapi juga dilandasi semangat kebangsaan. Ketika kita sudah dapat menangkap nilai yang terkandung dalam puasa, maka diharapkan setiap diri ini mampu membebaskan dirinya dari bayang-bayang egoisme dan menghayati kembali nilai-nilai fitrah suci dalam dirinya.
Melalui puasa Ramadan inilah bisa kita jadikan realitas contoh konkret dari pendidikan karakter yang bisa kita ambil hikmah dan manfaatnya demi peradaban bangsa yang lebih baik. Pasalnya, tanpa disadari dengan melaksanakan puasa sesuai dengan pengertian tersebut di atas, kita telah melakukan pendidikan karakter pada diri sendiri, sebab kalau kita puasa pasti menjaga diri dari hal yang membatalkan puasa, dan harus pula menjaga mulut atau lisan untuk berbicara yang tidak baik.
Itu artinya, pengaplikasian nilai-nilai pendidikan Islam pada bulan Ramadan memang mengajari banyak hal yang intinya senantiasa menahan dan mengendalikan diri. Karakter ini sangat dibutuhkan bukan hanya untuk pejabat, tetapi juga untuk pelajar, guru,pegawai, dan sebagainya. Jika karakter ini sudah tertanam dan tumbuh subur dalam setiap pribadi bangsa, setidaknya akan meminimalkan praktek korupsi, kolusi, nepotisme, suap, dan praktek-praktek tercela lainnya. [*]

Tags: