Pendidikan Karakter Sekolah Berasrama

Oleh :
Dr H Subhan, S.Pd, M.Si
Kepala MTsN 2 Kota Malang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang semakin pesat membuat bangsa ini harus mampu menghadirkan pendidikan yang bisa menjawab berbagai tantangan yang muncul. Salah satu tantangan tersebut adalah mempersiapkan peserta didik menjadi generasi masa depan yang religious dan berkarakter kebangsaan yang kuat. Latar belakang itulah yang mendasari pentingnya sekolah atau madrasah berasrama (boarding school) dalam pembentukan karakter peserta didik karena karakteristik keasramaannya.
Merujuk pada sejarah pendidikan di Indonesia, sekolah berasrama (boarding school) ini bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Model sekolah/madrasah berasrama ini telah lama dikenal dengan berbagai nama, seperti pondok, perguruan, ma’had atau pondok pesantren. Melalui model tersebut, peserta didik dapat menimba ilmu selama 24 jam di kompleks sekolah atau madrasah. Adapun materi pembelajarannya lebih mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum.
Selebihnya, aktivitas peserta didik di sekolah berasrama harus senantiasa terbimbing. Asrama berfungsi sebagai rumah belajar segala sesuatu bagi peserta, termasuk pelajaran formal sekolah. Posisi guru juga berperan sebagai orangtua sehingga kedekatan guru dengan peserta didik juga harus selalu terjaga. Prinsip keteladanan juga harus senantiasa diterapkan karena peserta didik mengetahui setiap aktivitas guru selama 24 jam. Melalui boarding school ini diharapkan dapat membentuk karakter dan kepribadian yang utuh dari peserta didik.

Bentukan Karakter Boarding School
Dewasa ini sikap dan perilaku masyarakat Indonesia cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur yang telah lama menjadi tradisi bangsa dan berjalan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai kejujuran, kesantunan, kebersamaan, dan religious. Seiring dengan berjalanya waktu, sedikit demi sedikit mulai sirna terbawa oleh budaya yang cenderung mengarah pada kehidupan yang hedonistik, materialistik, dan individualistik.
Realitas tersebut semakin diperkuat bahwa usia remaja merupakan masa rentan dengan pengaruh globalisasi. Berbagai persoalan yang melanda di usia remaja seperti kasus narkoba, kasus pelecehan seksual, kekerasan, kebrutalan, dan ketidakjujuran seperti maraknya tindak korupsi, aksi pencurian anak-anak bangsa yang ditampilkan oleh media baik cetak maupun elektronik. Pendidikan seakan justru telah melahirkan krisis etika dan moral bangsa. Ini merupakan wujud kongkrit bangsa yang sedang mengalami krisis multidimensional. Sungguh potret tersebut telah mengundang keprihatian secara kolektif.
Suasana kehidupan modern dengan kebudayaan yang massif serta terpenuhinya berbagai mobilitas kehidupan secara teknologis-mekanis yang berkembang di Indonesia kini justru kurang sejalan dengan ketentuan yang ada dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berangkat dari realitas tersebut, semakin menyadarkan pada kita semua bahwa kebutuhan pendidikan karakter bagi usia remaja menjadi hal yang sangat penting, sehingga pada usia ini perlu dibekali dengan nilai-nilai karakter melalui proses pendidikan karakter yang sistematis sekaligus efektif guna membentuk pribadi yang baik dan handal menghadapi berbagai situasi yang terus berkembang. Logis adanya jika sistem sekolah atau madrasah berasrama ini perlu semakin dibumikan dan diapreasiasi, serta didukung penerapannya demi efektifitas pendidikan karakter.
Besar kemungkinan dengan penerapan konsep boarding school, karakter peserta didik akan terbentuk dengan baik melalui pembiasaan sehari-hari di asrama atau pondok maupun di sekolah. Peraturan yang diterapkan di asrama atau ma’had menjadikan anak terbiasa mandiri dan terbiasa disiplin dalam melaksanakan berbagai tugas yang sudah dijadwalkan dengan manajemen pendidikan efektif, sehingga dari situlah bentukan karakter boarding school bisa menjadi solusi dalam menjawab berbagai persoalan krisis multidimensional di negeri ini.

Daya Tawar Boarding School
Sejalan dengan perkembangan zaman, dunia kini sangat rawan terhadap pergaulan negatif. Oleh karena itu, orang tua dituntut untuk jeli memilihkan tempat sekolah buat putra putrinya. Berangkat dari kenyataan itulah sekolah atau madrasah berasrama (boarding school) sengaja ditawarkan oleh penulis guna menjawab kerawanan zaman saat ini. Sebab, dengan menyekolahkan anak di sekolah berasrama memiliki harapan aktivitas anak selama 24 jam dapat terarah dan terawasi.
Sekolah atau madrasah berasrama (boarding school) merupakan lembaga pendidikan dimana para peserta didiknya tidak hanya belajar, tetapi mereka bertempat tinggal dan hidup menyatu di lembaga tersebut. Boarding school mengkombinasikan tempat tinggal para peserta didik di institusi sekolah atau madrasah. Sistem boarding school, sekolah atau madrasah harus mampu mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik.
Sistem pendidikan boarding school yang popular dengan sebutan pesantren harus memiliki prasyarat tertentu. Salah satunya adalah para guru dan pengelola sekolah siap memposisikan dirinya selama 24 jam. Selama siang dan malam, mereka melakukan proses pendidikan, baik ilmu pengetahuan, ilmu agama maupun memberikan contoh bagaimana mengamalkan berbagai ilmu yang dipelajari tersebut.
Penerapan konsep boarding school dalam perkembangannya, diharapkan mampu hadir memberikan sebuah gagasan untuk memberikan layanan pendidikan secara seimbang antara ilmu agama dan ilmu umum. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral. Oleh karena itu, seiring dengan kebutuhan orangtua akan pendidikan karakter untuk anak, potensi sekolah atau madrasah berasrama tersebut harus dikembangkan.
Seiring dengan perkembangan zaman, hadirnya boarding school ke depan memiliki daya tawar yang lebih. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menghadirkan pola manajemen yang efektif dalam model pendidikannya. Sekolah berasrama atau boarding school perlu terus selalu berinovasi menghadirkan pendidikan sebagai usaha sadar dengan segala potensi yang dimiliki yang tidak dipunyai sekolah reguler.
Bangsa yang berkualitas bisa dilihat dari keberhasilan pelaksanaan pendidikannya termasuk efektivitas dari bentukan karakter yang telah dihasilkan oleh lembaga pendidikan, termasuk sekolah, madrasah berasrama atau boarding school. Menjadi logis adanya jika kedepannya sekolah atau madrasah berasrama akan banyak berpotensi menjadi pilihan keluarga dalam menyekolahkan anaknya.

———– *** ————-

Rate this article!
Tags: