Pendidikan Tanggap Bencana, PKPU Sasar Anak Usia Dini

PKPU Human Inisiative yang mengajak 151 siswa Taman Kanak-kanak KBTIKB Al-Uswah yang berlokasi di jl Ngagel Tengah, untuk melakukan simulasi bencana alam.

Surabaya, Bhirawa
Pendidikan tanggap bencana, tidak melulu menyasar pada orang dewasa. Bahkan, anak-anak usia dini pun berhak mendapatkan pendidikan tanggap bencana. Seperti yang dilakukan PKPU Human Inisiative yang mengajak 151 siswa Taman Kanak-kanak KBTIKB Al-Uswah yang berlokasi di jl Ngagel Tengah, untuk melakukan simulasi bencana alam. Kegiatan ini dilakukan dua sesi. Sesi pertama untuk TK A dan sesi kedua untuk TK B.
Sebelum melakukan simulasi, para siswa diajak menonton video gempa bumi.
“Tidak sama dengan orang dewasa. Untuk anak-anak ini kami ajak mereka nonton video. kemudian langsung mempraktikkan. Ini simulasi paling dasar bagi anak-anak usia dini,” staf pendayagunaan PKPU Human Inisiative, Teguh Tri Evendi. Apa yang perlu dibawa, sambung dia, dan apa yang perlu dihindari ketika gempa terjadi. Teguh menambahkan ada beberapa hal yang ia sampaikan kepada para siswa. Misalnya, tidak boleh panik, berlindung di bawah meja.
“Atau bisa juga menggunakan tas untuk melindungi kepala, sampai gempa benar-benar berhenti baru keluar. Itu yang harus mereka lakukan jika terjadi gempa,” imbuh dia.
Kepala sekolah KBTIKB Al-Uswah, Desy Rahmawati menuturkan dengan dilakukannya simulasi dasar tanggap bencana alam ini, pihaknya berharap agar siswa lebih informative dalam menularkan ilmu tanggap bencana baik dilingkungan keluarga, pertemanan ataupun lingkungan rumah.
“Jadi mereka bisa menginformasikan kepada anak-anak di luar sekolah ini, apa yang harus dilakukan ketika gempa,” terang dia.
Apalagi, Desy menilai jika kegiatan tanggap bencana merupakan bagian insidentil yang harus di sampaikan pada para siswa.
Kita bekerjasama dengan PKPU. Di mana seminggu yg lalu kita berikan donasi. Ada donasi dari wali murid dan yayasan harapan muslimah.
Sementara itu, salah satu siswa TK A, Asma Haniyyah mengatakan meskipun simulasi gempa dan tsunami susah, akan tetapi ia cukup antusias dalam melakukan kegiatan simulasi ini.
“Tadi diajari sembunyi, terus lari dari gempa. Terus pakai tas juga untuk pelindung kepala,” kata Asma. [ina]

Tags: