Pendirian Tiga SMK Surabaya Berpotensi Batal

Kegiatan belajar mengajar di salah satu SMK di Jatim.

Kegiatan belajar mengajar di salah satu SMK di Jatim.

Tak Rela Jika Aset Diserahkan Pemprov
Dindik Surabaya, Bhirawa
Harapan Wali Kota Surabaya untuk segera mendirikan SMK baru tampaknya akan sulit terealisasi. Ini lantaran Dinas Pendidikan (Dindik) masih menimbang-nimbang apakah pendirian SMK diperlukan atau tidak. Bahkan rencana ini berpotensi batal jika ternyata di wilayah yang saat ini dibangun SMK lebih membutuhkan satuan pendidikan di jenjang lain.
Keraguan Dindik di Kota Pahlawan dalam mendirikan SMK baru ini sekaligus menjadi penanda bahwa Surabaya masih belum rela jika aset-aset yang baru dibangun tersebut akan dikelola Pemprov Jatim. Fakta ini diperkuat dengan tidak disertakannya rencana pendirian SMK baru tersebut dalam instrumen pendataan Personel, Pembiayaan, Sarana Prasaran dan Dokumen (P3D).
“Proses pembangunannya belum selesai. Sementara ini kita serahkan dulu yang sudah jelas. Untuk apa kita serahkan yang belum jelas,” tutur Kepala Dindik Surabaya Ikhsan saat ditemui di kantornya, Kamis (13/8).
Tiga SMK yang rencananya didirikan itu antara lain terletak di wilayah Kenjeran, Wiyung dan Tandes. Namun demikian, Ikhsan menolak pendirian tiga sekolah baru tersebut hanya untuk SMK. Jika di wilayah tersebut lebih membutuhkan SD atau SMP, maka sekolah baru yang akan didirikan ialah SD dan SMP. “Yang penting sekarang kita membangung gedung dulu dan fungsinya untuk sekolah. Sekolah apa itu, akan disesuaikan kebutuhan wilayah tersebut,” tandasnya.
Hal ini cukup mengejutkan, sebab Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya telah mengumumkan pendirian tiga SMK baru di Surabaya itu. Satu di antaranya bahkan telah siap menerima peserta didik baru pada tahun ajaran 2016/2017 mendatang.
Kabid Pendidikan Menengah Dindik Surabaya Sudarminto menambahkan, terkait pendataan P3D Surabaya kini telah rampung dan sudah diserahkan ke provinsi. “Instrumennya sudah kita kirim dua hari lalu ke provinsi. Sekarang tinggal menunggu verifikasinya,” tutur Sudarminto.
Mantan Kepala SMAN 16 Surabaya itu mengakui jika pendataan yang dilakukan memakan waktu cukup lama. Hal ini lantaran banyaknya jumlah SMA/SMK negeri dan swasta yang mencapai sekitar 250 lembaga. Hal itu pula yang menyebabkan Surabaya menyerahkan paling akhir dari pada daerah lain di Jatim. “Ya harus bisa dimaklumi. Jumlah sekolah kita kan banyak. Jangan dibandingkan dengan daerah lain,” tutur dia.
Terkait pembangunan tiga unit sekolah baru tersebut, Sudarminto membenarkan adanya rencana untuk membuka SMK. Salah satu yang berada di wilayah Kenjeran ialah untuk membuka SMK program keahlian perikanan. “Semua pembangunannya sedang berjalan. Dan yang paling siap SMK perikanan ini,” tutur dia.
Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman sebelumnya juga menuturkan, dalam pengisian instrumen P3D, semua aset harus terdata dengan baik. Tak terkecuali sekolah-sekolah yang baru dibangun. Seperti Surabaya yang rencananya tahun depan akan mendirikan tiga unit SMK baru. “Sebenarnya tidak hanya Surabaya, Banyuwangi dan daerah lain juga sedang membangun SMK baru. Dan semuanya harus dilaporkan,” pungkas Saipul. [tam]

Tags: