Pendistribusian Bantuan Bibit Cabe Rawit Dipertanyakan Petani

Petani cabet Desa Bocek, Kec Karangploso, Kab Malang, saat memanen cabe rawit

Kab Malang, Bhirawa
Pemerintah Pusat kini terus melakukan upaya menstabilkan harga cabe rawit di pasaran. Untuk itu, pemerintah Pusat menggelontorkan bantuan berupa bibit cabe rawit kepada Pemerintah Daerah. Selalanjutnya diteruskan ke masing-masing kelompok tani di wilayahnya.
Seperti di Kabupaten Malang telah diberikan bantuan bibit cabe rawit. Dana diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017, dengan total anggaran sebesar Rp 4,3 miliar. Pemenang lelang pengadaan bibit cabe rawit adalah CV Tri Cahya Suminar yang beralamatkan di Gang Irawan, Jurugentong JG II/30 RT 008 Tegal Tandan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Jawa Tengah (Jateng).
Meski Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mendapatkan bantuan bibit cabe rawit, namun masih ada kelompok tani di Kabupaten Malang hingga kini belum mendapatkan bantuan binit cabe rawit dari pemerintah setempat. Sehingga banyak kelompok tani mempertanyakan bantuan bibit cabe rawit tersebut kepada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang.
“Hingga saat ini kami belum pernah mendapatkan bantuan bibit cabe dari Pemkab Malang. Pada tahun-tahun sebelumnya, petani cabe di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang tidak pernah mendapat jatah bantuan bibit cabe,” kata Ketua Kelompok Tani Tri Rezeki, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, kabupaten setempat Supriyono.
Ia mengaku, petani cabe di wilayah Desa Bocek pada tahun 2017 ini telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), yaitu berupa 100 pack bibit cabe merah, musa plastik sebagai penutup tanaman sebanyak 80 roll, dan rabuk organik sebanyak 10 ton. “Bantuan dari Pemprov Jatim tersebut langsung kami bagikan kepada 25 orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tri Rezeki, tentunya kepada petani yang aktif dalam kelompok,” kata Supriyono.
Supriyono menyebutkan, di wilayah Desa Bocek ini, lahan yang ditanami cabe baik itu cabe rawit maupun cabe merah seluas 300 hektare (ha). Dari luasan lahan tanaman cabe itu, dilakukan sistem tumpang sari, yakni 200 ha ditanami cabe merah dan 100 ha ditanami cabe rawit. “Untuk cabe merah per batang pohon rata-rata mengahasilkan 8 ons. Per hektarenya petani bisa menghasilkan cabe merah seberat 17 ton-18 ton, itu pun tanaman cabenya dalam kondisi sehat,” jelasnya.
Menurut dia, tanaman cabe sering diserang penyakit, di antaranya bercak daun, layu fusarium, dan keriting daun. Jika tanaman cabe diserang penyakit, maka hal itu akan mempengaruhi hasil panen. Namun untuk saat ini, tanaman cabe di wilayah Desa Bocek dalam kondisi baik. Tapi, dirinya pun juga belum tahu apakah kondisi baik ini hingga dilakukan panen. Sebab, beberapa hari terakhir ini di wilayah Kecamatan Karangploso terus diguyur hujan.
“Saat ini petani cabe di wilayah desa, telah kesulitan untuk memperoleh pupuk bersubdi, seperti Ponzka dan SP. Karena pupuk tersebut sering menghilang dari pasaran, sehingga petani banyak mengeluhkannya. Namun, pupuk urea selalu ada atau redy stok, tapi pupuk urea tersebut tidak diperlukan petani cabe,” ujar Supriyono.
Sayangnya, Kepala Dinas TPHP Kabupaten Malang M Nasri Abdul Wahid hingga kini belum bisa dihubungi Bhirawa, yang akan mengkonfirmasi terkait pendistribusian bantuan bibit cabe rawit di Kabupaten Malang. [cyn]

Tags: