Penduduk Jatim Didominasi Generasi X dan Millenial

Dr Andriyanto SH MKes

Jadi Peluang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
Pemprov Jatim, Bhirawa
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Jatim mencapai 40,67 juta jiwa. Dari jumlah itu, 71,65 persen penduduk Jatim berada diusia produktif yaitu berusia antara 15-64 tahun. Artinya Jatim masih dalam bonus demografi.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim, Dr Andriyanto SH MKes menuturkan, struktur penduduk dapat menjadi salah satu modal pembangunan ketika jumlah penduduk usia produktif sangat besar. Hasil sensus penduduk 2020 mencatat mayoritas penduduk Jatim didominasi oleh Generasi Z dan Generasi Milenial.

Andriyanto mengatakan, pola komposisi penduduk menurut generasi Jatim ini sama dengan nasional. Proporsi Generasi Z sebanyak 24,80 persen dari total populasi dan Generasi Milenial sebanyak 24,32 persen dari total populasi Jatim. Kedua generasi ini termasuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

“Dari sisi demografi, seluruh Generasi X dan Generasi Milenial merupakan penduduk yang berada pada kelompok usia produktif pada tahun 2020. Sedangkan Generasi Z terdiri dari penduduk usia belum produktif dan produktif. Sekitar 7 tahun lagi, seluruh Generasi Z akan berada pada kelompok penduduk usia produktif,” ujar Andriyanto, saat dikonfirmasi, Rabu (27/1).

Kondisi ini, menurut Andriyanto, merupakan peluang dan tantangan bagi Jatim, baik di masa sekarang maupun masa depan. Karena generasi inilah yang berpotensi menjadi aktor dalam pembangunan yang akan menentukan masa depan Jatim.

Hasil sensus penduduk 2020 di Jatim, juga menunjukkan penduduk usia lanjut yakni 60 tahun ke atas meningkat menjadi 13,1 persen dari 10,40 persen hasil sensus penduduk 2010. Itu berarti usia harapan hidup atau kualitas kesehatan penduduk Jatim meningkat. “Menjadikan kelompok usia lanjut yang sehat, bugar dan tetap produktif sejatinya perlu diupayakan. Perlu digalakkan kembali Posyandu Lansia yang sudah barang tentu setelah pandemi berakhir,” katanya.

Sedangkan jumlah penduduk laki-laki di Jatim hasil sensus penduduk 2020 sebanyak 20,29 juta orang, atau 49,90 persen dari penduduk Jatim. Sementara jumlah penduduk perempuan di Jatim hasil sensus penduduk 2020 sebanyak 20,37 juta orang, atau 50,09 persen dari penduduk Jatim.

“Dari kedua informasi tersebut, dapat disimpulkan rasio jenis kelamin penduduk Jatim sebesar 99, yang artinya terdapat 99 lakilaki untuk setiap 100 perempuan di Jatim pada tahun 2020. Komposisi penduduk Jatim berdasarkan jenis kelamin ini juga menguntungkan, karena pada konteks upaya pengarusutamaan gender, intervensinya akan lebih mudah,” ungkapnya.

Sensus penduduk 2020 juga menyatakan dengan luas daratan Jatim sebesar 47,8 ribu kilometer persegi, maka kepadatan penduduk Jatim sebanyak 851 jiwa per kilometer persegi. Angka ini meningkat dari hasil sensus penduduk 2000 yang mencatat kepadatan penduduk Jatim sebesar 727 jiwa per kilometer persegi dan hasil sensus penduduk 2010 yang mencapai 784 jiwa per kilometer persegi. “Sepertinya hal ini diperlukan penataan yang lebih cermat dalam mengatur hunian dan perumahan bagi warga Jatim,” tandasnya. [iib]

Tags: