Pendukung Jokowi Gelar Aksi Diam di Depan Grahadi

Surabaya, Bhirawa
Ada saja cara yang dilakukan Tom Kris (41), warga Jalan Pendegiling Surabaya untuk memberikan dukungan moral kepada Joko Widodo, Gubernur DKI yang mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang dihelat Juli mendatang, dengan aksi demo tunggal.
Aksi diam selama 10 menit ini digelar di depan gedung Grahadi, Rabu (7/5) lalu. Meski dilakukan seorang diri, aksi demo tunggal fans berat mantan Walik Kota Solo ini ini, ternyata mendapat banyak simpati.
Bentuk dukungan itu bukan hanya ditunjukkan dari para pengguna jalan. Salah satu perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), yang ikut mengamankan aksi diam dukung Joko Widodo (Jokowi) ini, kemudian mendekat.
Perwira pertama polisi yang belakangan diketahui bernama Key Ngamel tersebut, kemudian mendekat dan menjabat tangan Tom. Kepada Tom, Key Ngamel mengaku jika aksi diam dukung Jokowi ini tergolong unik karena dilakukan satu orang, dan hanya memakai media bambu untuk menempelkan poster berisi kalimat dukungan Jokowi.
Menanggapi aksi diam selama 10 menit ini, Tom Kris mengatakan, kegiatan yang dilakukannya adalah spontan. Ia tergugah untuk melakukan aksi, karena banyaknya hujatan yang dialamatkan ke Jokowi, terutama di media-media sosial.
”Disejumlah media sosial, sudah banyak kalimat yang menjurus ke menghujat. Hal itu sudah murni mengindikasikan sebuah pembunuhan karakter terhadap seorang Jokowi yang mencalonkan diri sebagai presiden dalamĀ  pilres mendatang,” ujar Tom.
Kalimat-kalimat yang sudah menjurus kepada pembunuhan karakter itu, lanjut Tom, tak lain adalah upaya untuk mengurangi simpati dari masyarakat yang begitu besar, mengingat sosok Jokowi ini sdah menjadi idola.
”Jika didiamkan, maka kalimat-kalimat yang beredar di media sosial ini, bisa menjadi tanggapan buruk terhadap sistem demokrasi di Indonesia. Karenanya, saya merasa terpanggil untuk menghentikan pembunuhan karakter tersebut,” tambah Tom.
Menurutnya, saat ini bentuk pembunuhan karakter yang begitu santer itu menimpa Jokowi. Tidak menutup kemungkinan, akan ada pembunuhan karakter lain yang dialamatkan kepada para capres lain.
Diakhir pembicaraannya, Tom mengatakan, akan terus memantau kemungkinan-kemungkinan masih adanya pembunuhan karakter dalam bentuk lain, khususnya kepada Jokowi. Setelah ini, Tom akan terus menggalang simpati untuk Jokowi di Kota Surabaya. [hel]

Tags: