Penerapan Protokol Kesehatan di 34 Pasar Tradisional Probolinggo Capai 80 Persen

Tim gabungan blusukan ke pasar operasi masker.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Penerapan protokol kesehatan pada 34 pasar tradisional di 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo sudah berjalan cukup baik. Bahkan penegakan disiplin protokol kesehatan di pasar tradisional tersebut sudah mencapai 70 hingga 80%.

“Kalau saya analisis, analisa dan amati melalui kunjungan yang saya lakukan ke sejumlah pasar tradisional tanpa sepengetahuan Koordinator Pasar, penerapan protokol kesehatannya sudah cukup baik,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo Taufik Alami, Kamis (3/9).

Menurut Taufik, ada 4 (empat) indikator penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional yang dapat dikatakan sudah berjalan cukup bagus, baik untuk pedagang maupun pengunjung. Bagi pedagang, berapa persen yang tertib disiplin memakai masker dan berapa persen yang tertib mencuci tangan. Pengunjung juga demikian, berapa persen pengunjung yang berkunjung ke pasar tertib memakai masker dan berapa persen yang tertib mencuci tangana.

“Padahal SOP-nya jelas, tidak boleh memasuki pasar tanpa masker. Demikian pula pedagang tidak boleh berdagang tanpa masker. Namun demikian, masih banyak pelanggaran dengan berbagai alasan. Kebiasaan yang tidak terbiasa dari pedagang khususnya ada alasan sumpek dan risih. Termasuk juga dari pengunjung, tapi kita harus sadarkan terus. Sarana prasarana sebenarnya sudah memadai dan banner-banner sejak bulan Maret sudah ada,” jelasnya.

Taufik menegaskan sesuai dari hasil rapat yang diadakan oleh Disperindag Kabupaten Probolinggo bersama Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Camat dan para Koordinator Pasar Tradisional, Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE betul-betul konsen dalam penegakan disiplin protokol kesehatan dan sanksinya.

“Untuk sanksinya nanti dimulai dari ringan, teguran, administrasi hingga pencabutan izin berdagangnya mulai dari bedak, kios maupun toko yang ada di lingkungan pasar. Penegakan hukum untuk penerapan protokol kesehatan ini sudah tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup),” terangnya.

Lebih lanjut Taufik menerangkan nanti yang menentukan sanksinya itu dari Koordinator Pasar melalui Patriot Sehat yang dibentuk oleh Bupati Probolinggo. “Meskipun demikian, kami juga akan membentuk Patriot Sehat ini dari kalangan pedagang secara swadaya dan menjadi relawan dalam penegakan protokol kesehatan. Kalau pemerintah terus tentunya capek,” tegasnya.

Mantan Camat Gading ini menghimbau khusus pedagang, pedagang adalah memberi contoh dan tauladan bagi pembeli dan pengunjung. Harus disadari, bukan hanya karena ada aparat dan Satgas harus mengikuti protokol kesehatan, tapi dimulai secara sadar dari diri sendiri bahwa inilah yang terbaik untuk saat ini.

“Penegakan disiplin akan protokol kesehatan dari pedagang ini dikuatkan. Jangan dilayani kalau ada pembeli atau pengunjung yang lolos tidak memakai masker atau memakai masker tidak tertib ditaruh di dagu. Jadi bukan karena ada aparat, tapi memang inilah disadari bahwa virus ini berbahaya,” ungkapnya.

Taufik menjelaskan kepada koordinator pasar dan staf pasar untuk sekarang lebih disiplin diperketat. Karena tidak ada jalan lain, ini satu-satunya saat ini penegakan disiplin protokol kesehatan selain menjaga imunitas.

“Bagi pengunjung atau masyarakat ayo bersama-sama menangani Covid -19. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, apalagi mengharapkan terus bergantung kepada tenaga kesehatan. Sudah terlalu banyak korban termasuk dari tenaga kesehatan,” ujarnya.

Oleh karena itu Taufik menghimbau masyarakat untuk disiplin dari diri sendiri. Kalaupun pergi ke pasar pun dengan mementingkan faktor-faktor kesehatan dengan menggunakan masker yang bagus dan tepat memakainya. “Kalau perlu pakai face shield dan bawa tas sendiri. Jika perlu pakai sarung tangan dan usahakan lengan panjang. Kemudian masuk ke rumah harus steril dan hati-hati supaya tidak membawa penyakit ke rumah,” pintanya.

Taufik menambahkan saat ini sedang dikaji tentang pembelian dengan pembayaran non tunai di pasar tradisional untuk mengurangi penyebaran Covid -19. “Mungkin nanti kerja sama dengan perbankan. Sementara ini baru ada 5 pasar tradisional yang mulai menerapkan pembayaran non tunai. Harapannya bisa memutus mata rantai penyebaran Covid -19,” tambahnya.(Wap)

Tags: