Penerima BNPT 2018 di Kabupaten Jombang Capai 90.800 KK

Plt Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab bersama Kepala Dinas Sosial Jombang, Moch Saleh saat diwawancarai sejumlah wartawan, Selasa siang (24/07). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang Bhirawa
Di Kabupaten Jombang, penerima Bantuan pangan Non Tunai (BPNT) tahun 2018 ini mencapai 90.800 orang. BNPT merupakan bantuan sosial pemerintah pusat dalam bentuk beras yang sebelumnya dikenal dengan Beras Sejahtera(Rastra).
Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Plt Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab saat mensosialisasikan program tersebut kepada 306 Kepala Desa dan Kelurahan se-Kabupaten Jombang di Pendopo Kabupaten Jombang, Selasa (24/07).
“Ini hasil usulan dari kita beberapa tahun lalu. Usulan kita ini tidak langsung ke kementerian, tetapi melalui Provinsi,” kata Mundjidah Wahab saat diwawancarai sejumlah wartawan usai acara.
Lebih lanjut Hj Mundjidah Wahab menerangkan, setiap penerima BPNT tersebut akan menerima uang sejumlah Rp 110 ribu melalui ATM Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang sudah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang. Bantuan itu nantinya akan akan dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras, gula dan telur.
“Diterimakan perbulan,110 ribu rupiah per KK, tidak per orang. Nanti diambil uangnya di BRI, dan uangnya langsung dibelikan beras, gula dan telur,” paparnya.
BPNT merupakan kelanjutan dari Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial (Kememsos) Republik Indonesia melalui program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Lebih lanjut , Mundjidah Wahab meyakini, BPNT yang merupakan program Kemensos tersebut sudah tepat sasaran.
“Data kita dari sini (Pemkab Jombang) kirim ke dinas sosial provinsi. Dari dinas sosial provinsi kemudian diprosentasi dan dilakukan survei, kemudian diserahkan ke kementerian. Ya jadi sudah tepat sasaran,” tandasnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, penerima BPNT ini akan dievaluasi kembali untuk penerimaan tahun 2019 mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk validasi data penerima BPNT.
“Ke depan, kita harus melakukaan pendataan ulang. Kadang-kadang kan ada yang meninggal,” pungkas Mundjidah Wahab.(rif)

Tags: