Penertiban Pasar Tumpah dan Bangli Indrakila Berlangsung Tertib

-penertiban-pasar-tumpah-dan-bangli-di-Jalan-Indrakila.

Surabaya, Bhirawa
Camat Tambaksari Ridwan Mubarun menegaskan bahwa penertiban pasar tumpah dan bangunan liar (bangli)  di jalan Indrakila pada Senin (17/4) lalu sesuai prosedur.  Kemarin, para pedagang dan pemilik bangunan telah bersedia membongkarnya sendiri. Untuk pedagang telah direlokasi ke pasar Gubeng dan pemilik bangli ditempatkan di rusun Sememi.
“Pedagang sudah disosialisasikan sejak jauh-jauh hari sampai kali kedua ditujukan ke pedagang pasar tumpah untuk membongkarnya sendiri. Kalau tidak merapikan, Jalan Indrakila terlihat kumuh, saluran air tersumbat yang menyebabkan banjir di wilayah tersebut,” katanya saat ditemui Harian Bhirawa usai meninjau lokasi penertiban, Selasa (18/4) kemarin pagi.
Pedagang pasar Indrakila, kata Ridwan berasal dari pasar Pacar Kembang yang menempati jalan Indrakila saat pasar Pacar Kembang direnovasi. Namun, ketika pasar Pacar Kembang sudah selesai direnovasi pedagang tetap bertahan di jalan Indrakila.
“Pasar Indrakila ini pasar tumpah yang ilegal. Dulunya jual di pasar Pacar Kembang,” tambah mantan Camat Rungkut ini.
Karena merasa keberadaan Pasar Indrakila yang ilegal dan menghilangkan fungsi jalan Indrakila, camat merembug Lurah Pacar Keling untuk melakukan penertiban. Selain dianggap kumuh, keberadaan pasar menyebabkan sulitnya mengelola saluran air yang melalui kawasan tersebut.
“Jadi pada umumnya pembongkaran itu dilakukan warga sendiri dan Satpol PP membantu,” ujarnya.
Untuk warga yang menempati bangli juga sudah menempati rusun Sememi sebanyak 15 unit. Bahkan, lanjutnya, warga juga sudah mendapatkan pekerjaan mulai dari sopir dan petugas kebersihan.
“Dari 35 warga itu, ada 15 yang sudah menempati, dan 1 lagi tidak mau menempati. sisianya itu warga dari luar kota Surabaya. Di sana (rusun Sememi) warga mengaku nyaman karena mendapatkan pekerjaan,” jelasnya.
Proses pindah ke rusun Sememi juga telah dibantu oleh Pemkot Surabaya dengan menggunakan angkutan yang telah disiapkan. “Pindah ke rusun ada dua, gelombang tanggaL 7 April lalu dan gelombang kedua pada minggu kemarin,” tambahnya.
Pasca penertiban tersebut, kata Ridwan, kawasan sungai Tambang Boyo bakal ditanami agar supaya tidak lagi dijadikan bedek-bedek liar. “Kami berharap tidak kembali lagi dan warga bisa menjaga kebersihan,” tandasnya. (geh)

Tags: