Penetapan DBH Penghasil Migas Tunggu Kemenkeu

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bojonegoro, Bhirawa
Meski Pemerintah sudah menetapkan target penerimaan DBH migas secara nasional turun 57 persen. Namun Pemerintah Kabupaten Bojonegoro belum menerima besarnya penurunan target penerimaan dana bagi hasil (DBH) migas tahun 2015, dari Kementerian Keuangan.
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemkab Bojonegoro Hery Sudjarwo mengatakan, hingga saat ini pemkab Bojonegoro belum terima secara resmi penentapan besarnya penurunan DBH migas 2015. “Untuk penetapan besarnya penurunan DBH migas 2015 bagi daerah penghasil migas awal Maret, dari kementrian keuangan” kata Hery, Minggu (22/2).
Hery menuturkan, kalau dari pemerintah sudah menetapkan target penerimaan DBH migas 2015 secara nasional turun 57 persen di dalam APBN Perubahan dengan asumsi harga minyak dunia 60 dolar Amerika Serikat/barel.
“Asumsi harga minyak dunia 60 dolar Amerika Serikat per barel tersebut cukup rasional, sebab saat ini harga minyak dunia berkisar 48 dolar-55 dolar Amerika Serikat per barelnya,” terangnya.
Meski demikian, Hery tetap optimistis daerahnya masih aman dengan pemasang penerimaan DBH migas di dalam APBD 2015 sebesar Rp1,081 triliun, setelah memperhitungkan adanya penurunan penerimaan DBH migas secara nasional sebesar 57 persen.
“Selain itu, ia memperkirakan produksi minyak di daerahnya baik dari lapangan minyak Sukowati dan lapangan Banyuurip Blok Cepu, bisa menghasilkan DBH migas sekitar Rp 900 juta, pada 2015,” katanya.
Hery menjelaskan, pihaknya menetapkan DBH migas sebesar Rp1,081 miliar itu, lebih rendah dari DBH migas yang ditetapkan Pemerintah sebelumnya sebesar Rp2,6 triliun.
“Penetapan DBH migas di dalam APBN 2015 tersebut, dengan memperhitungkan produksi minyak Blok Cepu mencapai 195 ribu barel per hari, mulai awal Januari 2015,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, saat ini produksi minyak Blok Cepu, baru sekitar 40 ribu barel per hari, dan tidak mungkin produksinya bisa mencapai 195 ribu barel per hari, pada awal Januari 2015.
Begitu pula, lanjut dia, produksi minyak lapangan Sukowati, yang dikelola Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) yang ditetapkan sebesar 40 ribu barel per hari, tidak mungkin terealisasi.  “Perkiraan kami produksi puncak minyak Blok Cepu 165 ribu barel baru bisa terealisasi paling cepat pertengahan 2015,” pungkasnya. [bas]

Tags: