Pengabdian Diri Melalui Kakak Asuh

Inggit Padji Pratiwi

Inggit Padji Pratiwi
Tingginya angka anak putus sekolah berdampak pada berbagai permasalah sosial, seperti tindak kriminalitas hingga kenakalan remaja. Hal itulah yang mendorong Inggit Padji Pratiwi untuk menjadi kakak asuh bagi anak rentan dan putus sekolah di Surabaya.
Kepeduliannya terhadap anak putus sekolah ini membawa dia untuk mengikuti Campus Social Responsibility (CSR) yang digelar pemerintah Kota Surabaya.
Bersama 500 relawan dari 24 Universitas di Surabaya ia memberikan pendampingan setiap seminggu sekali.
“Tujuan utama program ini mengembalikan anak putus sekolah ke bangku pendidikan, serta memotivasi anak rentan putus sekolah supaya terus melanjutkan pelajaran ke jenjang lebih tinggi,” ungkap gadis yang meraih juara tiga dalam Youth Competition Award yang diadakan Pemkot Surabaya.
Lebih lanjut, gadis yang saat ini merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Surabaya ini, menjadi kakak asuh melalui kegiatan CSR ini, ia ingin terjun langsung dalam masyarakat sebagai pengabdian. Selain itu, ia ingin melihat permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat.
“Kegiatan ini jadi kesempatan bagi saya untuk mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai salah satu tugas mahasiswa,” kata dia.
Apalagi, sambung gadis kelahiran Palu, 10 November 1997 ini berlangsung selama satu periode atau satu tahun.
“Kalau menurut saya tidak mengganggu karena saya melakukan bimbingan kepada adik sekitar selama sekali dalam seminggu,” lanjut dia.
Dari kegiatan itu, ia pun dibuat terkesan dengan respon masyarakat tempat dia untuk membina anak-anak yang rentan dan putus sekolah. Tidak hanya satu keluarga yang dibina, bahkan adik, kakak hingga anak-anak dalam satu kampung pun selalu antusias menyambut kedatangannya.
“Kalau sudah datang, anak di lingkungan sana sudah berbaris mau belajar atau sekedar nonton film edukasi. Istilahnya mereka juga keluarga bagi saya karena kalau datang disambut excited sama anak-anak,” kenangnya. n ant
Setelah program tersebut selesai, ia berencana untuk mempersiapkan program lainnya untuk periode 2019.
“Akan tetapi hingga saat ini saya sama anak-anak itu masih berhubungan. karena merasa sudah kebiasaan jadi kenapa harus diselesaikan toh saya juga masih ada waktu,”pungkasnya. [ina]

Rate this article!
Tags: