Pengadaan Seragam Gratis SMA/SMK Rp 61,7 Miliar Mubazir

Foto: ilustrasi

Tak Kunjung Dibagikan, Siswa Baru Sudah Beli Sendiri
Dindik Jatim, Bhirawa
Pengadaan seragam gratis bagi siswa SMA/SMK negeri se-Jatim tampaknya hanya akan menjadi proyek sia-sia. Sebab, hingga tahun ajaran baru dimulai, Senin (17/7) hari ini, siswa kelas X tak kunjung menerima sepaket kain abu-abu putih dan pramuka yang dibeli Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dengan nilai kontrak Rp 61,7 miliar.
Karena lambatnya pembagian seragam, siswa baru pun lebih memilih untuk membeli sendiri di sekolah atau di pasar. Dengan demikian, adanya seragam gratis menjadi tidak terlalu penting lagi bagi siswa. Seperti diakui Muhammad Wisnu Darmawan. Siswa SMAN 5 Surabaya ini mengaku telah membeli seragam komplit di koperasi sekolah dengan nominal Rp 1.063.000. Dengan harga tersebut, dia sudah mendapat satu stel seragam pramuka, celana abu-abu dan kain seragam batik.
“Tahu sih ada rencana pemerintah kasih seragam gratis dari koran. Tapi nggak tahu kapan dibagikan,” tutur Wisnu saat dikonfirmasi, Minggu (16/7).
Wisnu tak ingin menunggu hingga seragam gratis itu dibagi. Sebab, lanjut dia, tahun ajaran baru sudah di depan mata. “Mending beli sendiri karena buru-buru dipakai,” tandasnya.
Waka Kesiswaan SMAN 5 Surabaya Sukirin Wikanto menjelaskan, pihaknya telah memberi informasi kepada wali murid bahwa Dindik Jatim akan memberikan dua setel kain seragam gratis. Namun, pihaknya juga tidak bisa memastikan kapan seragam tersebut akan dibagikan.
“Jadi banyak yang beli sendiri. Rata-rata memang beli di koperasi sekolah,” kata dia.
Sekolah tidak mewajibkan membeli seragam harus di koperasi. Namun, jika membeli di luar sekolah, otomatis orangtua harus menambah atribut dan seragam khas sekolah yang disediakan di koperasi. “Selama PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) kita gunakan seragam hitam putih. Nanti seragam itu juga bisa dipakai untuk sekolah sampai seragam yang sesuai selesai dijahit,” tutur dia.
Hal senada diungkapkan Hari Murti, wali murid SMAN 10 ini memilih membeli seragam sendiri melalui koperasi sekolah sebesar Rp 1,3 juta untuk anaknya. Pria yang tinggal di Wonokromo ini mengaku, sudah wajar jika sekolah menjual seragam. Karena sudah terjadi setiap tahunnya, sehingga ia sejak awal sudah menyiapkan dana. “Belum tahu kalau ada seragam gratis. Maunya kami kan segera beres dan konsen sekolah. Tidak lama-lama ngurusi persiapannya,” tegasnya.
Kelapa Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Saiful Rachman mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan jatah kain seragam gratis untuk seluruh siswa SMA/SMK negeri kelas X ini. Totalnya ada 220 ribu kali dua setel kain yang akan didistribusikan melalui sekolah. Dengan demikian, lanjut Saiful, tidak ada alasan lagi sekolah menarik biaya untuk seragam. “Akhir Juli atau awal Agustus baru kita distribusikan. Memang agak telat karena kemarin kontraknya sempat mundur,” ungkapnya.
Dikatakannya, distribusi seragam akan ditujukan langsung pada sekolah berdasarkan data penerimaan PPDB. Setiap siswa harus menandatangani bukti penerimaan yang sudah disertai nama dan alamat siswa. “Jadi tidak akan ada main-main seperti penimbunan atau dijual sekolah kembali,” jelasnya.
Untuk itu, ia meminta siswa bersabar dan mengenakan seragam saat SMP untuk sementara waktu. Namun, ia mengungkapkan tidak bisa mengganti uang yang telah digunakan untuk membeli seragam di koperasi sekolah. “Ya kalau sudah beli tidak akan diganti, kan gak masalah bisa buat simpanan seragamnya,” ujarnya.
Sekadar diketahui, pengadaan seragam gratis senilai Rp 61,7 miliar untuk satu paket kain putih abu-abu dan pramuka telah melalui proses lelang. KontrakĀ  dimenangkan oleh CV Maju Jaya Kota Kediri dengan dukungan PT Sritex Solo baru ditandatangani pada 15 Juni lalu. Dengan masa kontrak selama 120 hari, maka batas akhir pengadaan seragam gratis baru selesai pada Oktober mendatang. Itu artinya, siswa baru telah mengikuti proses belajar mengajar selama kurang lebih setengah semester. [tam]

Tags: