Pengajar Pendidikan Non Formal Ikuti Pelatihan Totokan Akupuntur

Kefas Keriyono, salah seorang pemateri sedang memberikan pelatihan Totokan Motivasi Indonesia kepada peserta yang berasal dari Pengajar Pendidikan Non Formal. [Hartono]

Kefas Keriyono, salah seorang pemateri sedang memberikan pelatihan Totokan Motivasi Indonesia kepada peserta yang berasal dari Pengajar Pendidikan Non Formal. [Hartono]

Kabupaten Blitar, Bhirawa
Sebanyak ratusan pengajar Pendidikan Non Formal (PNF), mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) se Kabupaten Blitar, berkumpul di Aula Gedung PGRI, Desa Pojok, Kecamatan Garum mengikuti pelatihan Totokan Motivasi Indonesia  atau workshop Indonesian Motivation Knocking dalam Program Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup.
Diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blitar, Totok Subihandono mengatakan, kegiatan pelatihan atau workshop ketukan motivasi Indonesia, sejatinya diadakan dalam rangka mempersiapkan generasi unggul sebagai pembelajar. Sedangkan tujuan diselenggarakan kegiatan ini yakni, untuk memberikan sugesti atau pemahaman konstruktif secara positif terhadap perilaku imajinatif anak agar terkondisikan dan merubah mainset yang lebih baik. Hal ini perlu dilakukan karena banyak anak yang biasa tersugesti dengan kata-kata negative, misalnya kamu bodoh, pantas saja nilaimu jelek.
“Pelatihan ini, ditujukan bagi pengajar pendidikan non formal, agar mereka bisa mengaplikasikan kepada anak atau peserta didiknya,” katanya.
Hal itu penting karena saat ini banyak anak-anak yang secara psikologis terganggu, oleh kata-kata negative karena bisa mempengaruhi sugesti yang bisa mengganggu atau berdampak pada psikologi anak, misalnya perilaku anak kurang terarah, perilaku cenderung negative, minder dan lari dari tanggungjawab.
“Ada beberapa cara untuk menetralisir kata-kata negative yang masuk pada pikiran anak, diantaranya melalui Totokan Motivasi Indonesia,” ujarnya.
Dia mengatakan, kegiatan ini menghadirkan dua pemateri diantaranya berasal dari pendidik dan ahli totokan akupuntur.
Sementara itu, Kefas Keriyono salah seorang Narasumber mengatakan, ada tiga hal yang dilakukan dalam Totokan Motivasi Indonesia untuk merubah mainset anak agar psikologisnya menjadi lebih baik dan terarah, yakni melalui kata-kata afirmasi, Titik Akupuntur dan Ketukan berirama. “Ketiga cara itulah yang bisa menetralisir psikologi anak atas dampak negarif yang sebelumnya pernah diterima,” terangnya.
Setelah mendapatkan pelatihan ini, pihaknya berharap agar pengajar di Pendidikan Non Formal bisa menerapkan ilmu tersebut, sehingga anak atau peserta didik bisa dinetralisir dari mainset atau polapikir yang kurang baik.
“Merubah mainset psikologis anak dari negative ke positif sangat penting untuk perkembangan anak sendiri,” imbuhnya. [htn]

Tags: