Pengamat : Gerakan Radikalisme Saat Ini Terang-Terangan dengan Senjata

Surabaya, Bhirawa
Pengamat Radikalisme Ahmad Zainul Hamdi mengutarakan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia saat ini dilakukan secara terang-terangan dan melakukan perlawanan dengan senjata.
“Gerakan seperti ini (radikalisme, red) bisa kita identifikasi mulai merebak pasca reformasi hingga sekarang. Sebelum itu kekuatan mereka ada tapi laten. Nah, sekarang ini mereka terang-terangan dan melakukan perlawanan dengan senjata,” katanya usai menjadi pembicara dalam seminar kebangsaan dengan tema ‘Menolak Radikalisme dan Ideologi Anti Pancasila’ di resto kawasan Jalan A Yani Surabaya yang digelar oleh Pengurus Cabang PMII Kota Surabaya, Jumat (16/6) lalu.
Menurut Zainul Hamdi yang juga Staf Pengajar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini pun tidak bisa menampik atas gerakan radikalisme dan anti Pancasila. “Kita harus jujur saja kondisi sekarang ini bahwa gerakan-gerakan yang menolak Pancasila atau yang ingin mengubah bentuk Negara itu kan semakin terang-terangan,” ujarnya.
Bahwasannya, lanjut dia, kelompok yang secara terang-terangan ingin mengubah bentuk Negara itu sudah  jelas ada di mana-mana. Mereka memiliki afiliasi dengan gerakan terorisme Internasional yang memiliki ideologi dan visi politiknya juga sama.
“Hal ini jelas berbeda dengan Indonesia. nah itu diakui oleh Kapolri dan Panglima TNI ada sekian banyak orang yang berbaiat ke ISIS,” jelasnya.
Zainul Hamdi mencontohkan bahwa gerakan radikalisme secara terangan-terangan antara lain mereka pasang spanduk, membuat status-status di media sosial (medsos) serta menyebarkannya.
“Itu jelas sekali. termasuk juga banyaknya orang-orang di Indonesia yang terkoneksi dengan terorisme Internasional yang jelas memiliki ideologi yang berbeda,” bebernya.
Bahkan, menurut pria asal Lamongan Jawa Timur ini bahwa kelompok tersebut sudah jelas secara ideologi sangat bertentangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Kalau mereka memiliki kesempatan, mereka pasti akan bergerak,” tambahnya.
Untuk menangkalnya, dikatakannya yakni aparat keamanan harus bertindak tegas. Selain itu, di dalam kalangan masyarakat sipil harus ada kelompok-kelompok yang secara terus menerus tanpa henti bersuara tentang pentingnya untuk menjaga kesatuan Negara.
“Keragaman itu harus dijaga, harus dihormati dan harus dikatakan bahwa kelompok-kelompok yang ingin mengubah negara ini adalah kelompok yang sebetulnya merusak. Mereka harus kita sadarkan agar menjadi bagian dari Negara ini. Kalau mereka tidak mau yaudah mereka bisa keluar kok dengan baik-baik (keluar dari Indonesia) selesai. Intinya, jangan merusak kapal yang ia tumpangi sendiri,” kata Alumni PMII Cabang Malang ini.
Dengan begitu, ia menilai bahwa seminar bertema kebangsaan seperti ini menjadi penting karena kekuatan kelompok radikal sudah tidak laten dan terlihat. “Jadi, semua kalangan masyarakat harus secara terus menerus menggelar seminar seperti ini agar kelompok radikal sudah tidak laten lagi,” tandasnya.
Sementara, Ketua Umum PC PMII Surabaya Fahrur Rosi menegaskan bahwa digelarnya seminar kebangsaan ini adalah bentuk komitmenya menjaga pancasila sebagai ideologi bangsa serta menolak segala bentuk faham radikalisme yang bisa menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Dengan tujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ini sebagai bentuk komitmen kami dalam menjaga Pancasila. Hanya dengan ideologi Pancasila perbedaan disatukan tanpa sekat ras, suku dan agama,” tegasnya.
Menurut Rosi, PMII berada di garda terdepan untuk menangkal organisasi yang alur yang menyimpang dan faham radikalisme serta anti Pancasila. “Ini tugas mahasiswa, khususnya PMII untuk memfilter faham-faham seperti itu,” tambahnya.
Kondisi sekarang ini, lanjut Rosi, dari kacamata PMII bahwasannya bangsa Indonesia lagi rongrong faham radikalisme dan anti Pancasila. Pihaknya bersama anggota PMII Cabang Surabaya telah berkomitmen melawan kelompok-kelompok yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi-ideologi apapun.
“Nah, kami PMII berada paling depan untuk menangkalnya. Kami tetap setia kepada Pancasila serta mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap faham radikalisme dan anti Pancasila yang ingin menghancurkan tatanan berbangsa dan bernegara,” tandasnya.
Dalam seminar kebangsaan tersebut dihadiri oleh 155 peserta dari mahasiswa PMII Cabang Surabaya, masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP). Dengan pembicara sekaligus narasumber yakni Staf Pengajar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Dr Ahmad Zainul Hamdi, Imam Besar Masjid Al Akbar Surabaya Muktafi Sahal, M,Ag, dan Peneliti sekaligus Dosen Universitas Airlangga (Unair) Hari Fitriyanto, M, Ip. (geh)

Tags: