Pengangguran di Bojonegoro Capai 19 Ribu Orang

Bojonegoro, Bhirawa
Nampaknya adanya industrialisasi Minyak dan Gas (Migas) yang ada di Kabupaten Bojonegoro tidak membuat angka pengangguran di wilayah setempat semakin berkurang. Itu terbukti sebanyak 19.932 orang berusia produktif kini masih pengangguran yang di catat oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Bojonegoro.
Jumlah tersebut terlihat dari jumlah pemohon kartu kuning yang menjadi salah satu persyaratan melamar kerja. Hal itu di ungkapkan oleh Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertransos Bojonegoro, Joko Santoso, Rabu (12/3) kemarin.
Menurutnya,  tingginya angka pengangguran karena jumlah lowongan kerja tak berbanding dengan jumlah pencari kerja. Selain itu permasalah pengangguran ini sangatlah kompleks, serta ada sejumlah faktor penyebabnya yakni salah satunya, lowongan kerjanya minim.
“Sedangkan, jumlah pencari kerja membludak. Selain itu, faktor lainnya yaitu soal pendidikan maupun Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang. Dimana skill tidak mempuni,” jelasnya.
Kondisi ini jelas akan berdampak pada meningkatnya minat warga untuk bekerja diluar daerah atau menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI), sebab, mencari kerja di daerah sendiri sangat sulit. Itu terlihat dari adanya Progam Kerja Lokal (AKL), Progam Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Progam Antar Kerja Antar Negara (AKAN).
“Untuk AKL terdapat 1.435 orang, AKAD sebanyak 1.575. Sedangkan untuk Akan sebanyak 1.050 orang,” tegasnya.
Dia mencontohkan, di AKAN sendiri banyak warga Bojonegoro yang bekerja sebagai Operator produksi di Taiwan, Malaysia dan Korea Selatan. Sementara di Singapura dan Hongkong mereka banyak bekerja sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT).
“Selain bekerjasama dengan perusahaan untuk melakukan perekrutan, Disnakertransos juga membuka program transmigrasi di tahun ini ke sejumlah daerah di luar Jawa yang merupakan progam Pemprov,” terangnya.
Diluar jawa nantinya akan di tempatkan di sejumlah penghasil perkebunan kelapa sawit dan industri. Dimana masyarakat bisa mendaftarkan diri menjadi transmigrasi di luar jawa, karena tidak setiap tahun ada kesempatan diberangkatkan.
“Sebab, kuota ditentukan dari pusat. Jadi kita hanya melaksanakan, di tahun 2013 lalu terdapat 1.575 orang Bojonegoro yang mengikuti progam transmigrasi baik di Sumatra dan Kalimantan,” imbuhnya.
Sementara itu, dengan adanya Migas di Bojonegoro, dari 7.454 orang yang di pekerjakan di EPC. Hanya terdapat 4.493 orang warga Bojonegoro yang di pekerjakan, sedangkan sisanya sebanyak 2.961 orang berasal dari luar daerah.
“Meskipun sudah separoh lebih di pekerjakan di wilayah Migas, namun rata-rata warga bojonegoro hanya menjadi tenaga kasar. Dan berbeda dengan orang dari luar daerah yang memiliki skill yang mempuni,” pungkasnya. [bas]

 

Tags: