Pengangguran di Kota Probolinggo Didominasi Lulusan SMA Sederajat

Para peserta How To Be A Millenial Enterpreneur di kota Probolinggo.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Data terkini, pengangguran di Kota Probolinggo didominasi oleh lulusan SMA sederajat. Hingga April 2017 jumlah pengangguran sebanya 130.027 orang.
Kepala Bappeda Litbang Kota Probolinggo, Rey Suwigtyo, Rabu (24/10) menyampaikan jumlah pengangguran semakin tahun semakin bertambah, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja.
“Semnentara kenyataannya lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas,” terang Rey.
.Untuk mengantisipasi membludaknya pengangguran di Kota Probolinggo, pemerintah setempat menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri serta penyalur tenaga kerja dari berbagai wilayah agar program penanganan pengangguran menjadi lebih efektif dan terarah.
Diketahui, jumlah angkatan kerja di Kota Probolinggo sampai dengan bulan April tahun 2017 sebesar 130.027 orang, sedangkan kesempatan kerja hanya 102.143. Pengangguran mencapai 27.310 orang. Untuk sedikit menguranginya, maka pemerintah kota melalui Dinas Tenaga Kerja menggelar Job Market Fair (JMF) disetiap tahunnya, bahkan satu tahun dua kali.
“Kami berharap dengan JMF trsebut terus mengurangi angka pengangguran dan menjadi fasilitator bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan karyawan dan kepada para pencari kerja,” ungkapnya.
Selain itu upaya lain yakni menyerahkan bantuan berupa peralatan tenaga kerja mandiri dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) kepada kelompok kerja mandiri yang ada di kota Probolinggo.
Diantaranya, Kelompok Nusa Mandiri dari Kelurahan Sumber Wetan, Mangga Asri dari Kelurahan Ketapang, Catering Sae dari Kelurahan Sumber Taman, Pasti Enak dari Kelurahan Pakis Taji dan Brownis Tempe dari Kelurahan Kedopok, jelasnya.
Aisyah, salah satu pendamping dari Kemenaker menjelaskan dalam wawancaranya, ada 6 kelompok kerja mandiri yang setiap kelompok terdiri dari 20 orang yang didampingi. “Kami mendampingi bisa 3-4 kali dalam sebulan dengan kontrak kerja selama 5 bulan, 2 kelompok 1 pendamping. Tugas kami mendampingi, mengarahkan, dan mengajarkan usaha yang bisa mereka kembangkan sampai bisa dan mandiri,” sambungnya.
Rukmini menyatakan bahwa ia berharap dengan adanya JMF Mini selain menekan angka pengangguran juga bisa mengurangi angka kemiskinan. Tak hanya kesempatan untuk para pemula pencari kerja namun bagi pengusaha kecil menengah akan selalu kami perhatikan dengan memberikan bantuan peralatan dan pendampingan.
“Kepada para remaja walikota berpesan, untuk tidak berlama-lama menjadi pengangguran, segera mencari kesibukan dengan pekerjaan yang halal agar terhindar dari kenakalan remaja, narkoba, minuman keras dan kriminalitas. Bagi para pengusaha kerja mandiri, peluang pemasaran sangat banyak seperti di kegiatan SPK yang digelar dua bulan sekali, MPS dan Semipro untuk bisa dimanfaatkan betul-betul dan bantuan yang diberikan bisa digunakan sebagaimana mestinya,” harap Rukmini.
Selain itu pula dengan seminar-seminar wira usaha, seperti yang saat ini kami lakukan diikuti sekitar 150 peserta dari pelajar SMA sederajat hingga perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seminar ini mengundang Martalinda Basuki, pemilik usaha Cokelat Klasik asal Malang. melalui acara ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan para pelajar SMA, karena pada masa ini lah kreativitas dari para pemuda bisa muncul.
“Anak zaman sekarang kurang tertarik pada kewirausahaan dan malahan lebih tertarik pada game online. Generasi millenia di Indonesia jangan boleh kalah dengan persaingan anak-anak muda dari negara lain. Yang harus dimiliki dalam jiwa generasi millenia adalah jiwa kewirausahaan sebagai syarat untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan,” tutur Tyok.
Dalam memulai bisnis, tidak boleh takut untuk mengambil resiko. Semakin besar resiko yang akan ditanggung, maka semakin besar pula hasil yang akan diraih, demikian juga sebaliknya. “Kenali usaha dan produk yang kita jual. Ini menjadi poin penting lainya dalam membangun usaha. Salah satu poin menarik lainnya adalah memuliakan tim dan pegawai yang kita pekerjakan dalam bisnis yang kita jalani. Ini adalah aset berharga yang harus dijaga dengan baik,” tambah Martalinda Basuki.(Wap)

Tags: