Pengangguran Didominasi Lulusan SMA

Disnaker sosialisasikan penempatan tenaga kerja AKAD. [wiwit agus pribadi]

Di Kabupaten Probolinggo Meningkat 47 Persen
Probolinggo, Bhirawa
Pengangguran di Kabupaten Probolinggo tahun 2019 ini mencapai 25 ribu orang. Mayoritas didominasi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA). Jumlahnya naik drastis dibanding tahun lalu. Jumlah peningkatan sekitar 8 ribu jiwa atau 47 persen. Sebab, pada tahun sebelumnya jumlah pengangguran tahun lalu yakni ada di kisaran 17 ribu jiwa. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat, Hudan Syarifuddin, Selasa (10/12) lalu.
“Tingginya angka pengangguran ini, dikarenakan tingginya angkatan kerja, seiring banyaknya lulusan baru (fresh graduate). Sementara lapangan kerja tersedia sangat minim dan tak bisa menampung lulusan yang ada di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Dari 25 ribu itu, sekitar 8 ribu merupakan lulusan SMA dan Madrasah Aliyah (MA). Kemudian disusul lulusan SMP dan SD. Sementara mereka yang mengenyam pendidikan Strata 1 (S1), ada sekitar seribuan.
“Yang paling banyak memang lulusan SMA dan MA, karena mereka tak memiliki skill atau keahlian setelah lulus sekolah, serta tak melanjutkan pendidikan lagi. Untuk lulusan SMK rata – rata diserap lapangan kerja. Sementara lulusan SMP dan SD lebih banyak terserap sektor non formal atau tenaga kasar,” ungkapnya.
Hudab berharapm, Perda Tata Ruang Wilayah yang tengah dalam kajian untuk direvisi, segera selesai. Karena hal itu, akan memberikan kepastian kepada calon investor. Sebab, selama ini kata Hudan, banyak investor yang ragu masuk ke Kabupaten Probolinggo karena belum jelasnya ketentuan tata ruang.
“Kalau itu sudah selesai, saya yakin akan banyak investor yang masuk. Kami mempunyai tol yang akan menjadi akses utama, mendekatkan dan memperlancar sirkulasi barang. Selain itu, juga memiliki Mal Pelayanan Publik yang bisa diandalkan dalam proses perizinan,” jelas mantan Kabag Umum itu.
Selain itu, Disnakertrans juga mengintensifkan Balai Latihan Kerja (BLK) dan tempat pelatihan mandiri lainnya. ”Kami terus berusaha mendorong tumbuh kembangnya ekonomi kreatif untuk mengurangi pengangguran. Serta mengadakan bursa kerja yang rutin dilaksanakan,” tandasnya.
Untuk mengurangi pengangguran, Disnaker memberikan sosialisasi produktivitas tenaga kerja. Kegiatan ini banyak diminati dari pelaku usaha mandiri/wirausaha baru yang sebelumnya pernah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan Disnaker Kabupaten Probolinggo.
Selama sosialisasi produktivitas tenaga kerja, para pelaku usaha mandiri/wirausaha baru mendapatkan materi dari instruktur UPT Balai Latihan Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja (BLPPTK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur dan Disnaker Kabupaten Probolinggo. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang arti pentingnya produktivitas kepada pelaku usaha mandiri/wirausaha baru.
“Sosialisasi juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang produktivitas tenaga kerja bagi pelaku usaha mandiri/wirausaha baru untuk menjadi lebih produktif,” katanya.
Persaingan dunia usaha semakin ketat dengan berlakunya revolusi industry 4.0. Pelaku usaha dapat menghitung berapa besar biaya dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang yang berkualitas.
“Pelaku usaha harus mengantisipasi dengan kemampuan inisiatif dan berkolaborasi dalam berbisnis sesuai dengan persyaratan yang harus dimiliki dalam revolusi industry semua harus smart,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan agar para pelaku usaha dapat meningkatkan produktivitasnya dan dapat meningkatkan daya saingnya. Selanjutnya dengan produktivitas yang bertambah maka dapat membuka lapangan pekerjaan dengan merekrut tenaga kerja.
Hal lain yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo dengan bekerja sama bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur, memberikan sosialisasi penempatan tenaga kerja AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) di Kampoeng Hati Water Sport Gading Wetan Desa Gading Wetan Kecamatan Gading, beberapa aktu lalu.
Kegiatan ini diikuti 100 orang peserta yang berasal dari Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading. Sebagai narasumber hadir pejabat fungsional pengantar kerja Disnakertrans Provinsi Jawa Timur. Materi yang disampaikan terkait mekanisme penempatan tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah.
Kegiatan ini dimaksudkan tercapainya perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat pencari kerja, khususnya dalam mekanisme penempatan Antar Kerja Antar Daerah. ”Tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran melalui mekanisme penempatan tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), dan meningkatkan koordinasi di dalam menguatkan fungsi pelayanan penempatan tenaga kerja antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, serta perusahaan pelaksana penempatan tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah,” ungkapnya.
Hudan menurutkan, pada dasarnya ada tiga kunci agar orang yang mau bekerja itu sukses dan berhasil. Yakni, kesiapan lahir dan batin, fasilitator yang resmi dan jelas serta perusahaannya resmi. ”Orang yang mau kerja terlebih dahulu harus siap lahir dan batin. Jika sudah mempunyai tekad yang kuat, maka harus berani keluar dari desanya. [wap]

Rate this article!
Tags: