Pengangguran Terbuka di Kabupaten Lamongan Turun 0,95 Persen

Kepala BPS Lamongan saat memberikan laporan ke Pemerintah Kabupaten Lamongan.( Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan, Bhirawa
Kepala Badan Pusat Kabupaten Lamongan Sri Kadarwati, S.Si., M.T , Selasa( 18/12) mengatakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2018 ini turun sebesar 0,95 poin persen dalam prosentasenya dari 4,12 persen menjadi 3,17 persen dibanding Agustus 2017.
Ia menjelaskan per – Agustus 2018 Penduduk usia kerja 15 tahun ke atas di Kabupaten Lamongan tercatat sebesar 933,333 ribu orang. Sementara untuk Penduduknya diketahui bekerja pada 9 (sembilan) sektor Lapangan Usaha Utama yang juga mengalami kenaikan kecuali pada Sektor Pertanian, Sektor Industri, Sektor Konstruksi, dan Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi.
Sedangkat jika ditinjau dalam klasifikasi pendidikanya,Lanjut Sri,Pendidikan sebagian besar pekerja masih rendah yakni (SD ke bawah) yaitu 245,43 ribu orang (39,93 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan tinggi Diploma ke atas hanya sekitar 60,90 ribu orang (9,91 persen), selebihnya adalah pendidikan menengah atas dan kejuruan.
Sementara untuk penganggur terbanyak dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah penganggur dengan pendidikan Diploma I/II/III dengan TPT sebesar 14,23 persen dan Sekolah Menengah Kejuruan dengan TPT sebesar 9,96 persen, sedang yang terendah adalah penganggur dengan pendidikan SMP yaitu sebesar 1,13 persen.
Sri menambahkan,Sebagaimana telah dikemukakan , jumlah penganggur pada tahun 2018 berkurang sekitar 6,15 ribu orang dibanding tahun 2017 lalu.
Untuk komposisi pengangguran didominasi oleh lulusan SMK,Diploma dan Universitas. Sama dengan tahun 2017 lalu, jumlah penganggur lulusan SMK paling besar dan penganggur terbanyak berikutnya adalah lulusan diploma dan universitas.
Lebih jauh Sri Kadarwati memaparkan,Naiknya jumlah penganggur lulusan SMK dan Diploma Universitas memberikan tanda menurunnya kesesuaian (match) antara keahlian lulusan SMK ,Diploma dan Universitas terhadap kebutuhan di pasar kerja.
Namun jika di bandingkan tahun lalu jumlah penganggur lulusan SMA mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari 8,22 persen pada tahun 2017 , menjadi 4,25 persen pada tahun 2018.
Kalau ditinjau menurut jenis kelamin, jumlah penganggur laki-laki selalu lebih kecil dari penganggur perempuan baik untuk tahun 2017 dan 2018.
Hal ini tentu terkait dengan budaya di negara-negara berkembang bahwa laki-laki adalah penghasil nafkah utama dalam keluarga (breadwinner).
Oleh karena itu, laki-laki cenderung lebih aktif dalam pasar kerja baik sebagai pekerja maupun penganggur..
“Bertambahnya jumlah penganggur perempuan menunjukkan keinginan perempuan untuk bergabung dalam pasar kerja dan tidak hanya berperan sebagai pengurus rumah tangga”Terangnya.
Sri Kadarwati juga memastikan di akhir tahun 2018 ini ada 3 output BPS yg sdh kami sampaikan kepada bapak bupati dan jajarannya. “Tiga output yang sudah kita sampwikan yaitu angka kemiskinan makro , angka tingkat pengangguran terbuka serta hasil penghitungan produksi beras dgn metode terbaru KSA (kerangka sampel area)”pungkasnya. [mb9]

Tags: