Pengangguran Terbuka Jatim Naik 4,3 Persen

3- Tabel PengangguranPemprov Jatim, Bhirawa
Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur sejak Februari 2014 sampai Februari 2015 mengalami peningkatan, yaitu dari 4,02 persen menjadi 4,31 persen. Diduga lapangan kerja yang tersedia belum dapat menampung tingginya angkatan kerja di Jawa Timur.
Bahkan jumlah penduduk yang bekerja menjadi berkurang. Sebab, jumlah angkatan kerja di Jawa Timur berkurang sebanyak 25 ribu orang dalam kurun waktu setahun (Februari 2014 – Februari 2015).
Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, Sairi Hasbullah mengatakan, penduduk yang bekerja juga berkurang sebanyak 85 ribu orang dibanding keadaan Februari tahun lalu yang kemungkinan sebagian menjadi pengangguran.
Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah penganggur di Jawa Timur menjadi bertambah sebanyak 60 ribu orang jika dibanding keadaan setahun sebelumnya. Bahkan jumlah penganggur memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun.
Dilihat dari struktur lapangan pekerjaan bagi penduduk Jawa Timur yang bekerja hingga Februari 2015 tidak mengalami perubahan. Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Sektor Industri Pengolahan, dan sektor Jasa Kemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur.
Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2014, jumlah penduduk yang bekerja meningkat
terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 221 ribu orang (18,12 persen), sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan sebanyak 73 ribu orang (17,32 persen) dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 119 ribu orang (4,19 persen).
Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah di sektor Pertanian, Perkebunan, kehutanan, Perburuan dan Perikanan sebanyak 119 ribu orang (1,62 persen), pertambangan dan penggalian sebanyak 34 ribu orang (20,09 persen), sektor listrik, gas & air minum sebanyak 8 ribu orang (22,50 persen), sektor Industri Pengolahan sebanyak 64 ribu orang (2,24 persen), dan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi sebanyak 89 ribu orang (12,85 persen).
Pekerja di sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan, diduga karena banyak
pekerja di sektor ini terutama disektor penggalian pasir pada bulan Februari 2014 beralih ke pekerjaan di sektor lain karena cuaca masim hujan, sehingga mereka mengurangi pekerjaan di sektor ini.
Sedang pekerja di sektor listrik, gas dan air minum diduga karena kenaikan harga dasar listrik dan gas, sehingga beralih pada pekerjaan yang bergerak disektor usaha persewaan dan jasa perusahaan.  Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan.
Dari enam kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya adalah dikategorikan sebagai pekerja pada pekerjaan informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka di Jawa Timur pada Februari 2015 ada sebanyak 7,26 juta orang (36,68 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 12,54 juta orang
(63,32 persen) bekerja pada kegiatan informal.
Pekerja sektor formal meningkat sebesar 445 ribu orang selama setahun terakhir, untuk pekerja di sektor informal berkurang sebesar 530 ribu orang. Kenaikan terbesar terjadi pada pekerja dengan status sebagai buruh / karyawan dengan pertambahan sebanyak 352 ribu orang, demikian juga dengan pekerja yang berstatus berusaha dengan buruh tetap bertambah sebesar 93 ribu orang.  Sehingga patut diduga bahwa beberapa pekerja di sektor informal sebagian sudah berpindah menjadi pekerja pada kegiatan formal.
Status pekerjaan utama dari orang yang bekerja di sektor informal antara lain berstatus sebagai
berusaha sendiri sebesar 3,14 juta orang (15,88 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 3,51 juta orang (17,72 persen), pekerja bebas atau pekerja serabutan sebanyak 2,59 juta orang atau 13,09 persen. Jumlah pekerja tidak dibayar atau pekerrja keluarga mencapai 3,29 juta orang atau 16,63 persen dari jumlah penduduk yang bekerja.
Sementara Sementara, Kepala Disnakertransduk Jatim, Edi Purwinarto mengatakan,berbagai uipaya menekan tingkat pengangguran terbatas yang ada terus dilakukan. Salah satunya program yang di gulirkan baik melalui bursa kerja, pemberangkatan TKI berkompetensi, maupun Transmigran terampil, TPP yang ada dapat terus di tekan.
Bursa kerja yang secara intens terus di gelar oleh Pemprov Jatim diakui oleh Edi dapat menekan tingkat pengangguran yang ada, terlebih dalam bursa kerja yang di gelar para pencari kerja dapat bertemu langsung pemberi kerja, sehingga perusahaan dapat mengukur standard kompotensi seorang pekerja.
Selain itu Pemprov Jatim juga telah menjalin kerjasama dengan perusahaan untuk pemagangan bagi siswa yang di berikan pelatihan melalui Balai Latihan kerja, dengan konsep itu maka perusahaan mempunyai tenaga terampil siap pakai. [rac]

Tags: