Pengaruh Panen Raya, NTP Jatim Turun 1,44 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani di daerah perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Nilai Tukar Petani Jawa Timur pada bulan April 2015 turun 1,44 persen dibandingkan dengan bulan Maret dari 104,32 menjadi 102,82.
Hal ini disebabkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan, sedangkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan. Indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,33 persen sedangkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 1,12 persen.
Jika dibandingkan dengan bulan April 2014, perkembangan NTP Bulan April 2015 (year-on-year) mengalami penurunan sebesar 1,32 persen. Sedangkan NTP bulan April 2015 dibandingkan Desember 2014 (tahun kalender bulan April 2015) mengalami penurunan sebesar 1,52 persen.
Kalau dilihat perkembangan masing-masing sub sektor pada bulan April 2015 terhadap bulan sebelumnya, empat sub sektor pertanian mengalami penurunan NTP dan sisanya mengalami kenaikan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Sairi Hasbullah menegaskan, penurunan NTP ini bukan sepenuhnya kesalahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Sebab penurunan ini semata-mata pengaruh panen raya yang terjadi pada Maret hingga April.
“Jadi bukan kegagalan Pemprov di dalam mensejahtarakan petani, tapi pengaruh panen raya dan efek inflasi yang didorong oleh kebijakan pemerintah pusat terutama kenaikan harga bensin dan tiket kereta api,” katanya.
Dijelaskan pula, penurunan NTP terbesar terjadi pada sub sektor Tanaman Pangan sebesar 3,65 persen dari 98,86 menjadi 95,25 diikuti sub sektor Hortikultura sebesar 1,85 persen dari 105,03 menjadi 103,08, sub sektor Perikanan sebesar 0,73 persen dari 105,40 menjadi 104,63 dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,55 persen dari 101,79 menjadi 101,23.
Sedangkan kenaikan NTP terjadi pada sub sektor Peternakan sebesar 0,66 persen dari 111,32 menjadi 112,05. Perkembangan NTP masing-masing sub sektor bulan April 2015 terhadap bulan April 2014 (year-on-year)
Sebaliknya empat sub sektor mengalami penurunan NTP yaitu sub sektor Tanaman Pangan sebesar 3,40 persen diikuti sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,38 persen, sub sektor Perikanan sebesar 1,85 persen dan sub sektor Hortikultura sebesar 0,84 persen. Sementara NTP sub sektor Peternakan mengalami kenaikan sebesar 1,12 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani bulan April 2015 adalah gabah, cabai rawit, buah jeruk, tembakau, tongkol, cumi-cumi, bandeng, buah durian, ikan cakalang, dan rajungan.
Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat penurunan indeks harga yang diterima petani bulan April 2015 adalah ikan kuniran, sapi potong, bawang merah, buah apel, lele, ikan swanggi, tomat, kakao, ikan tembang, dan ikan kakap.
Sementara sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani bulan April 2015 adalah solar, tomat sayur, bensin, bawang merah, bawang putih, gula pasir, bibit ayam ras pedaging, pelet, kayu bakar, dan broiler finisher.
Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat kenaikan indeks harga yang dibayar petani adalah beras, cabai rawit, bekatul, jagung pipilan, benih udang, ikan pindang tongkol, ikan selar, daging ayam ras, ketimun, dan buah salak.
Ditambahkannya, dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan April 2015, semua provinsi mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat sebesar 2,54 persen diikuti Provinsi Banten sebesar 2,19 persen, Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,08 persen, Provinsi Jawa Timur sebesar 1,44 persen dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,78 persen.
Pada bulan April 2015, NTP Provinsi Jawa Tengah sebesar 97,84 merupakan yang terkecil dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa. Sementara NTP Provinsi Jawa Timur sebesar 102,82 merupakan yang terbesar. [rac]

Tags: