Pengarusutamaan Model Pembelajaran Inovatif

(Revitalisasi Pendidikan Di Tengah Covid-19)
Oleh :
Susanto, MPd
Pegiat Literasi dan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Bojonegoro. Juara II Guru Prestasi Provinsi Jatim 2012. Mengajar di SMAN 3 Bojonegoro.
Pandemi Covid-19 yang menglobal saat ini menimbulkan dampak yang berarti bagi dunia pendidikan. Jenjang pendidikan dari SD sampai SMA bahkan PT/kampus telah melakukan pembelajaran daring. Hal ini sebagai konsekuensi logis agar pencegahan wabah Covid-19 bisa teratasi.
Pertanyaan susulannya adalah bagaimana mengelola kegiatan belajar mengajar jarak jauh dengan daring dapat memberikan kepastian kepada siswa?
Esensi ikembangkannya kurikulum berbasis pendekatan saintifik dengan semangat kooperatif memberikan raung pada peserta didik pada pendekatan yang tepat. Pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Salah satu pendekatan 5 M dan juga 4 C dalam K-13 saat ini misalnya (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan) sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat ini. Artinya, K-13 ini berusaha membangun keterkaitan dalam memahami konsep secara berkelanjutan. Materi yang dipelajari oleh peserta didik menuntut kompetensi yang kreatif sesuai pada KI dan KD yang dicapai setelah proeses pembelajaran. Sehingga tidak mengherankan bila K-13 selalu mengalami penyempurnaan baik yang menyangkut proses pembelajaran buku, dan juga penilaian.
Pembelajaran yang berkualitas akan memperhatikan bagaimana potensi minat dan bakat siswa. Artinya, spirit untuk mencerdaskan bangsa sehingga peserta didik lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif dan bergairah dan senang selama di sekolah. Pertama, kurikulum apapun harus dapat menjawab problematika yang ada saat saat ini sehingga pendidikan Indonesia menghasilkan insan yang lebih berkarakter. Motivasi yang kuat dari guru yang memiliki kualitas pembelajaran baik metode atau pendekatan yang bisa menginspirasi siswa seperti saat ini karena Covid-19.
Kedua, pembelajaran yang berkualitas adalah dengan cara mendidik bukan memberikan hukuman ataupun menghukum. Sebab bagaimanapun dalam teori pendidikan tidak mengenal istilah menghukum akan tetapi memberikan layanan dalam konteks mendidik ke arah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam konteks ini, pemikiran bahwa psikologis siswa harus menjadi hal utama dalam melakukan pembelajaran berbasis daring saat pandemi Covid-19.
Memecahkan Masalah
Problematikanya sekarang bagaimana agar guru tidak mengalami hambatan dalam melaksanakan pembelajaran di tengah Covid-19 seperti saat ini. Pertama, memahami hakikat kurikulum. Mengapa demikian? Sebab bagaimanapun esensi kurikulum adalah sesuatu yang menuntut pemahaman yang jernih. Sebab bagaimanapun esensi kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu baik ranah pengetahuan, keterampilan dan juga sikap.
Kedua, guru yang menginovasi dan menginspirasi. Mengapa itu juga penting? Karena, sudah saatnya guru selalu mengedepankan inovasi pembelajaran khususnya dalam metode dan cara mengajarnya. Guru harus selalu untuk mengubah dirinya dan gaya mengajarnya. Meraka harus bisa merespon perkembangan dan mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif. Dengan cara ini pembelajar dalam hal ini siswa dapat mempeoleh sesuatu dengan cermat dan tidak membosankan. Guru senantiasa selalu melakukan penguatan dan mengembangkan 4 P. Artinya, guru harus senantiasa menjadi pengajar, pendidik, penginspirasi, dan penggerak bagi sebuah kemajuan dalam proses pembelajaran dan juga kemajuan bangsa. Hal ini dilakukan agar kedepan bangsa Indonesia selalu dalam posisi pemenang bukan pecundang bagi sebuah peradaban.
Ketiga, guru melatih siswa dalam pemecahan masalah. Mengapa ini penting juga perlu ditekankan dalam pembelajaran? Karena dengan memberikan metode atau strategi yang tepat secara tidak langsung siswa juga dapat merasakan langsung problematika yang ada pada mata pelajaran yang diajarkan. Sehingga pada tataran yang demikian, siswa akan terlatih dalam memahami dan sekaligus tahu bagaimana mencari pemecahan masalah.
Alangkah elok dan elegant manakala guru selalu menanamkan etos kerja yang berdedikasi dan kesempatan belajar seumur hidup. Artinya dalam melakukan proses pembelajaran guru dapat meyakinkan pada diri siswa bahwa belajar tidak mengenal waktu, usia dan juga tempat. Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Thomas L. Friedman, penulis The World is Flat. Mengacu pada dunia abad ke-21 yang akan sangat berbeda dari yang di mana kita dididik. Artinya, memberikan pembelajaran pada siswa pada hari ini tentunya akan bermanfaat pada kehidupannya kelak.
Nah, kehadiran guru yang inovatif dalam proses pembelajaran daring seperti saat ini tentunya akan mencetak generasi emas yang berkarakter kuat. Meski ada wabah Covid-19 tetap semangat dan mentalitas sang pembelajar (baca: insan pendidikan) jangan sampai mengalami gangguan psikologis. Artinya, jangan sampai peserta didik terus mengalami beban psikologis. Peradaban bangsa Indonesia jangan sampai mengalami hambatan karena Covid-19. Metode yang kontekstual dan inovatif dari seorang guru dalam menyiapkan masa depan peserta didik harus selalu sinergi. Oleh Karena itu, selama belajar di rumah kondisi wabah Covid-19 harus dimaknai sebagai proses pendewasaan diri sekaligus menata hidup sehat dengan tidak meninggalkan tugas mulia untuk berprestasi.
————- *** —————

Tags: