Pengawas dan Kasek Tulungagung Non Reaktif Saat Dirapid Test

Sebagian pengawas dan kepala SMAN menunjukan surat hasil pemeriksaan usai melakukan rapid test di Puskesmas Beji yang hasilnya semua non reaktif, Selasa (2/6).

Tulungagung, Bhirawa
Pengawas dan kepala sekolah SMAN yang mengikuti acara pelantikan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jatim pada 20 Mei lalu sudah melakukan rapid test. Hasilnya mereka dinyatakan non reaktif atau negatif.

Wakil Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Galih Nusantoro, Rabu (3/6), mengungkapkan pengawas dan kepala SMAN tersebut sudah dilakukan rapid test Covid-19 di Puskesmas Beji.

“Rapid testnya berlangsung kemarin pada Selasa (2/6) sekitar pukul 11.00 WIB. Hasilnya semua non reaktif,” ujarnya.

Galih Nusantoro menjelaskan ada tujuh orang yang melakukan rapid test di Puskesmas Beji yang merupakan puskesmas penyangga penanganan Covid-19 di Kabupaten Tulungagung tersebut. “Alhamdulilah, semuanya hasilnya non reaktif,” terangnya lagi.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Tulungagung dan Trenggalek, Solikin, mengatakan hal yang sama. Ketika dihubungi melalui telepon selulernya, ia membenarkan jika semua pengawas dan kepala SMAN asal Kabupaten Tulungagung yang mengikuti acara pelantikan di Surabaya ketika dirapid test hasilnya non reaktif.

“Sudah semua (mengikuti rapid test). Hasilnya negatif semua,” tulisnya singkat melalui aplikasi pesan di telepon seluler.

Ia tidak menjelaskan lebih jauh terkait pelaksanaan rapid test tersebut. Namun demikian, Solikin membeberkan jumlah pengawas dan kepala SMAN yang ikut rapid test masing-masing untuk pengawas berjumlah 12 orang dan kepala SMAN sebanyak sembilan orang.

Seperti diberitakan, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim meminta seluruh peserta pelantikan pengawas dan kepala sekolah untuk melakukan rapid test. Hal ini setelah beredar informasi tentang munculnya klaster baru Covid-19 dari pelantikan pengawas dan kepala sekolah yang viral di media sosial.

Pesan berantai tersebut viral dengan menyebutkan dua peserta pelantikan yang diduga tertular Covid-19. Satu di antaranya meninggal dunia dan satu sedang dalam perawatan di rumah sakit. Peserta dari Mojokerto termasuk gelombang pertama pada acara pelantikan. Sedangkan, Jombang masuk gelombang keempat. Untuk Jombang, sudah terdata 20 orang yang sudah diperintahkan isolasi mandiri dan pada Selasa (2/6) kemarin dilakukan rapid test.

17 Kepala SMA/SMK dan 9 Pengawas di Bojonegoro Non Reaktif
Pasca informasi salah satu peserta pelantikan Kepala Sekolah (Kepsek) dan pengawas setingkat SMA/ SMK yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim 20 mei lalu, yang diikuti oleh 240 peserta se-Jatim, dikabarkan ada yang meninggal dunia akibat Corona.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Provinsi Jatim Wilayah Bojonegoro, Adi Prayitno merespon cepat menghimbau agar Kepala SMA/SMK yang ikut pelantikan tersebut langsung melakukan karantina dan rapid tes secara mandiri sejak beredarnya isu itu.

“Semua yang ikut pelantikan diinstruksikan melakukan rapid test dan melakukan isolasi mandiri,” jelas Adi kepada Bhirawa kemarin (3/6).

Lanjut Adi, pemeriksaan kesehatan dan rapid test itu dilakukan oleh Kepala SMA/SMK di masing-masing Rumah sakit atau Puskesmas terdekat yang ada diwilayahnya, bahkan semua hasil rapid test sudah diserahkan ke Cabdindik dan hasilnyapun menunjukkan non reaktif.

“Pelantikan lalu ada 26 orang yang ikut yakni 17 Kepala SMA/SMK dan 9 pengawas sekolah dari Bojonegoro,” terangnya. Meski begitu, sejak adanya kabar ramainya kabar itu, pihaknya langsung mengimbau agar kepala sekolah dan pengawas yang ikut itu melakukan tes kesehatan dan rapid test.

“Syukur dari hasil rapid tes itu yang dilakukan Kepala SMA/SMK dan Pengawas itu, hasilnya sudah diserahkan ke Cabdindik dan semua hasilnya non reaktif,” pungkasnya. [wed.bas]

Tags: