Pengawas Sekolah Diminta Melek IT

Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Kemdikbud Bambang Winarji, saat menyampaikan paparan di hadapan pengawas sekolah, Selasa (24/10) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Surabaya, Bhirawa
Pengawas sekolah harus lebih melek informasi teknologi (TI), mengingat tanggung jawab yang dinilai berat dalam mengawal mulai dari penyusunan, pemanfaatan, sampai laporan keuangan sekolah.
Harapan ini disampaikan Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Kemdikbud, Bambang Winarji saat memberikan pembekalan kepada para pengawas dan calon penghawas di lingkungan Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya di Asrama Haji Sukolilo, Selasa (24/10) kemarin.
“Kita harus siap dengan menggunakan paradigma baru jika ingin maju,” katanya.
Menurut Bambang, tidak hanya cukup dengan penguasaan IT yang mumpuni, namun juga para pengawas juga harus melakukan revolusi mental sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo. “Revolusi mental adalah menjadikan manusia baru yang berhati putih, ikhlas dan amanah dalam melaksanakan tugas dan tanggunjawabnya,” tuturnya.
Ia menambahkan, karir seorang pengawas dapat diawali dari guru prestasi. Kemudian kepala sekolah prestasi dan menjadi seorang pengawas. Selain menguasai IT, lanjut dia, seorang pengawas masa kini juga harus mampu mengusai 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan entrepreneurship.
“Pengawas harus juga memiliki kepribadian sosial yang baik, manajerial, dan kemampuan akademik,” terangnya.
Sementara, Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Agustin Poliana berharap pengawas juga mampu menekan peredaran serta penggunaan narkoba yang saat ini sangat menghawatirkan di masyarakat. Tidak hanya narkoba tapi juga peran pengawas dan kepala sekolah juga harus mampu mencegah hal-hal negatif yang dapat merusakan masa depan para calon generasi emas bangsa. “Peran pengawas sangat dibutuhkan dalam membentengi anak dari pengaruh negative,” ujar Agustin.
Sementara itu, Kepala Bidang GTK Mamik Suparmi menuturkan Diklat Penguatan Pengawas Sekolah merupakan sebuah upaya dalam meningkatkan kompetensi pengawas Surabaya dalam menjadi Surabaya sebagai barometer dan inspirator pendidikan nasional.
“Sebanyak 115 peserta yang terdiri dari 83 pengawas dan 32 calon pengawas mengikuti diklat selama satu minggu,” pungkas Mamik. [geh]

Rate this article!
Tags: