Pengawas Sekolah Setara Eselon I

Riyanto

Riyanto
Di dunia birokrasi, jabatan struktural yang tinggi identik dengan kepangkatan dan golongan yang tinggi pula. Misalnya direktorat jendral di kementerian atau sekretaris daerah yang dipegang oleh pejabat eselon I berpangkat IVE. Namun, tidak semua cerita harus demikian.
Seperti halnya yang dimiliki Riyanto. Sebagai ASN fungsional, dia telah mengantongi pangkat utama dengan golongan IV-E. Pencapaian itu cukup langka, karena hanya satu-satunya pengawas sekolah di Jatim yang memiliki pangkat tertinggi itu. “Kalau disandingkan ya setara dirjen kementerian. Pangkatnya sama tapi nasibnya beda. Kecuali nanti kalau pensiun, sudah sejajar dengan saya,” kata Riyanto santai.
Riyanto mengaku, pangkat yang dimilikinya adalah pangkat terakhir yang tidak bisa lagi dinaikkan. Padahal, sebagai pembina utama dia baru akan pensiun empat tahun lagi. “Kalau fungsional IV-E pensiun sampai 65 tahun. Sekarang saya baru 61 tahun,” tutur pria yang juga menjabat Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Jatim itu.
Untuk mendapatkan pencapaian tersebut, Riyanto mengaku harus benar-benar cermat dan disiplin dalam mengurus kepangkatan. Dia pernah menjadi guru dan kepala sekolah, namun urusan kepangkatan dia tak pernah terlewatkan. “Saya punya target. Kalau mengurus kepangkatan itu dua tahun, satu tahun setengah saya sudah mulai siap-siap. Jadi paling lama satu tahun sejak persiapan itu sudah selesai,” terang pengawas yang tinggal di Probolinggo tersebut.
Riyanto mengaku, selama mengurus kepangkatan dia tak pernah mengalami kendala berarti. Karena selama ini dia rajin membuat karya tulis yang kerap menjadi kendala bagi guru untuk mengurus kenaikan pangkat. Sebagai pengawas, dia wajib menyertakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dalam setiap kepangkatan.
“Karena saya ini juga hobi sekali menulis dan membaca ke perpustakaan mencari literatur. Sekarang ini kan banyak guru-guru itu yang malas mencari literatur untuk membuat karya tulis. Jadi kuncinya hanya disiplin,” tandasnya. Alasan tugas mengajar yang berat, lanjut dia, kerap membuat guru saat ini malas mengurus kepangkatan. Padahal itu penting untuk diri mereka sendiri.
Kendati rajin dalam mengurus kepangkatan, Riyanto tidak lantas melalaikan tugas utamanya sebagai pengawas. Bahkan di tempatnya bertugas, Riyanto mendapat tanggung jawab untuk mengawasi 11 sekolah di Kabupaten/Kota Pasuruan. “Rata-rata pengawas itu cuma tujuh sekolah. Saya yang ditugasi mengawasi 11 sekolah,” tutur mantan kepala SMAN 4 Kota Malang tersebut.
Tanggung jawab itu dia penuhi dengan melakukan pengawasan selama 7,5 jam per minggu. Meski sebenarnya jarak antara rumah dan sekolah-sekolah yang dia awasi cukup jauh. Ada sekolah yang melewati hutan-hutan, ada juga sekolah yang letaknya di daerah pegunungan. “Tetap harus kita datangi meski kadang-kadang juga takut ke sana sendirian. Medannya kadan licin, kalau di hutan takut ada begal,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: