Pengawasan Pemkab Lemah, Harga Elpiji Lebihi HET

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sumenep, Bhirawa
Harga elpiji bersubsidi ukuran 3 kg di Sumenep mencapai Rp19 ribu pertabung dan persediaan stok elpiji juga berkurang, pasalnya para konsumen kesulitan mencari elpiji subsidi tersebut. Kondisi ini karena lemahnya pengawasan distribusi oleh pihak Pemkab Sumenep.
Salah seorang warga asal kecamatan Rubaru, Rajula mengeluhkan tingginya harga dan sulitnya mencari elpiji ukurang 3 kg itu. Disejumlah pengecer stoknya habis, akibatnya kebutuhan konsumen tidak terpenuhi. “Harga elpiji bersubsidi ukuran 3 kg di kecamatan Rubaru mencapai Rp19 ribu. Ini sudah terjadi sejak satu minggu terahir ini,” kata Rajula, Rabu (25/2).
Mahalnya harga elpiji 3 kg itu juga terjadi di kecamatan Pasongsongan dan Lenteng serta kecamatan Kalianget. “Kalau di Kalianget dan Lenteng seharga Rp18 ribu per tabung,” ungkap Abd Rasyid, warga Lenteng.
Sementara itu, Kabag Perekonomian, Pemerintah Kabupaten Sumenep, Moh Hanafi mengaku kesulitan melakukan pemantauan terhadap pendistribusian elpiji ukuran 3 kg, akibatnya harga terlampau diatas harga eceran tertinggi (HET).
“Kami kesulitan memantau pendistribusian elpiji di Sumenep karena sistem yang dipakai distribusi rayon, jadi agen dari Pamekasan, Sampang dan Bangkalan bisa masuk ke Sumenep,” tutur Moh Hanafi.
Hanafi menyampaikan, lemahnya pengawasan Pemkab terhadap pendistribusian elpiji subsidi itu berdampak pada harga yang melebihi harga eceran tertinggi (HET). “Tingginya harga elpiji disejumlah wilayah Sumenep ini merupakan dampak dari sistem pendistribusiannya, sehingga kami tidak bisa mengendalikan,” jelasnya.
HET elpiji ukurang 3 kg di Sumenep, baik dataran maupun kepulauan Rp14 ribu per tabung. [sul]

Tags: