Pengcab Pelti Sidoarjo akan Turun Gunung ke SD

Ketua Pengcab Pelti Sidoarjo Wahyu Bima bersama atlet-atlet yunior Cabor tenis lapangan, dalam kegiatan Porkab Sidoarjo tahun 2018 di GOR Sidoarjo. [ali kus]

Sidoarjo, Bhirawa
Pengcab Pelti Sidoarjo mulai pada September 2018 ini, secara bertahap akan segera turun gunung ke tingkat sekolahan dasar, untuk mengenalkan dan memotivasi pada anak usia dini, supaya tahu lebih dekat dengan cabang olah raga tenis lapangan.
Ketua Pengcab Pelti Kab Sidoarjo, Wahyu Bima Dharta, memberikan kiasan peribahasa terkait Cabor tenis lapangan ini pada anak usia dini, yakni tak kenal maka tak sayang, karena tak sayang maka akan bisa tak tertarik.
“Demikian juga dengan Cabor tenis lapangan ini, anak-anak kalau tak dikenalkan sejak usia dini, maka mereka bisa tak sayang dan tak tertarik,” komentar Bima, usai menyerahkan piala pada para juara Porkab (Pekan olah raga Kabupaten) Sidoarjo 2018, Cabor Tenis Lapangan, di lapangan tenis GOR Sidoarjo, Minggu (29/7) kemarin.Karena itu, khusus Cabor tenis lapangan ini, menurut Bima, maka harus sudah mulai dikenalkan pada usia dini. Dengan olah raga ini, akan disampaikan sejumlah manfaatnya. Baik bagus untuk menjaga kesehatan jasmani dan juga kesehatan rohani, juga bisa saja menunjang karier masa depan sang atlit bila memang berprestasi.
Dari referensi yang ia kumpulkan, sejumlah olah ragawan yang biasanya berprestasi itu, baik di tingkat Nasional bahkan Internasional, banyak yang sudah melakukannya sejak usia dini.
Bima bersyukur, ada atlit yunior dari Sidoarjo, yang pada tahun 2018 ini sempat mewakili Indonesia
pada turnamen tenis lapangan yunior di Thailand. Atas nama Rafli Zulkarnain (16). Meski akhirnya gagal ke final, paling tidak atlit yunior yang saat ini kelas 10 SMANOR Jatim itu, sudah tahu rasanya persaingan di tingkat Internasional. Sehingga bila ikut pertandingan internasional kembali, bisa menjadi lebih baik karena tidak grogi lagi.
Selain akan mengenalkan dunia Cabor tenis lapangan, anak-anak usia dini itu nantinya akan diberikan rangsangan. Mereka yang memang berminat akan difasilitasi. Misalnya akan dipinjami gratis peralatan seperti raket dan bola.
Menurut Ia, fasilitas sengaja tidak dibelikan, karena akan dianggap mubazir apabila seandainya anak usia dini itu nanti tidak tertarik.
Dalam kesempatan yang sama, M.Taufik, salah satu pelatih tenis yang berada dalam jajaran Pengcab Pelti Sidoarjo, sempat menyampaikan kalau atlit tenis yunior dalam Porkab Sidoarjo 2018 ini, pesertanya menurun bila dibanding tahun 2017 lalu. Bila pada Porkab Sidoarjo 2017 diikuti 35 atlit, pada Porkab Sidoarjo 2018 ini sebanyak 21 atlit.
Menurut ia, minat selain harus ditumbuhkan dalam diri sang anak, juga harus dari orang tua anak. Orang tua juga harus senang dan mendukung dengan kegiatan yang dilakukan anaknya.
“Karena peralatan Cabor tenis ini bisa dikatakan relatif mahal ya, kalau tidak ada dukungan dari orang tua, anaknya pakai peralatan tenis ini darimana,” katanya.
Dari data yang didapat dari panitia pertandingan, dalam Porkab Cabor tenis lapangan ini, 21 atlit yang mengikutinya berumur mulai minimal 10 tahun sampai maksimal 21 tahun. Mereka berasal dari pelajar SD sampai atlit yang duduk dibangku kuliah. [kus]

Tags: