Pengelola Perpustakaan Sekolah di Sidoarjo Dibekali Teknik Mendongeng

Ketua Asosiasi Pencerita Indonesia Wilayah Jawa Timur, Hadiyan Maryadi, memberi teknik mendongeng pada pengelola Perpustakaan sekolah di Sidoarjo. [ali kus]

Sidoarjo, Bhirawa
Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang tata cara pengelolaan Perpustakaan sekolah, yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab Sidoarjo, pada para pengelola Perpustakaan SMP/MTs di Kab Sidoarjo, sejak 3 – 6 September hari ini, kali ini beda dengan biasanya.
Karena mereka kali ini tidak hanya dapat bekal ilmu dari para narasumber soal bagaimana cara mengelola Perpustakaan sekolah yang baik saja. Tapi para peserta yang dari 50 sekolah itu, juga dapat ilmu dari narasumber khusus, bagaimana agar bisa punya ketrampilan teknik mendongeng yang menarik.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab Sidoarjo, Ir Endang Soesijanti MSi, mengatakan dengan punya kelebihan mendongeng yang menarik, diharapkan siswa di sekolahan yang bersangkutan akan semakin tertarik untuk datang ke Perpustakaan sekolah, untuk membaca buku yang tersedia.
“Karena itu di Perpustakaan sekolah, jangan hanya menyediakan buku-buku pelajaran saja, tapi juga perlu ada buku-buku cerita, agar siswa tidak tegang terus dan bisa jenuh dengan pelajaran mereka, tapi juga perlu untuk bisa tahu dan belajar budi pekerti yang baik dari inti di buku cerita yang mereka baca,,” kata Endang, Rabu (5/9) kemarin.
Menurut Endang, saat ini sudah jarang ditemui apakah itu guru atau orang tua yang memberikan dongeng pada siswa atau anaknya. Padahal lewat dongeng bisa menjalin hubungan batin antara guru dan orang tua. Lewat dongeng, guru atau orang tua bisa menanamkan contoh-contoh budi pekerti yang baik.
Saat ini bila anak atau siswa dibiarkan saja memakai gadget, menurut Endang, justru akan bisa membuat rengang hubungan batin antara anak atau siswa. Kadang lewat gadget, anak bisa tidak tahu mana budi pekerti yang baik dan buruk.
“Bila di sekolah guru mendongeng, maka di rumah maka orang tua juga perlu membiasakan mendongeng pada anaknya menjelang tidur,” katanya.
Menurut Endang, justru anak-anak dibiarkan terus main dengan gadgetnya, juga akan bisa membuat hubungan antara anak dan orang tua bisa menjadi rengang.
Sedangkan bila di sekolah, maka siswa akan dapat dua keuntungan. Pertama dapat dongeng cerita dari para guru juga bisa pinjam buku cerita di perpustakaan sekolah.
Selama empat hari mengikuti Bimtek itu, para peserta dari sekolahan, khusus pada hari Selasa (4/9) kemarin, dapat bimbingan khusus dari tenaga profesional di bidangnya. Yakni Hadiyan Maryadi, Ketua Asosiasi Pencerita Indonesia Wilayah Jawa Timur. [kus]

Tags: