Pengelola Sesalkan Pembakar Lereng Arjuna

Karikatur pembakar hutan (10Kota Batu, Bhirawa
Pengelola Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo menyesalkan aksi sengaja pembakaran kawasan hutan yang ada di lereng Gunung Arjuna. Namun mereka tidak tahu persis apa motivasi mereka membakar hutan yang berada di dekat kawasan sumber air panas Cangar Kota Batu ini.
“Kita seperti dikerjai oleh seseorang. Api baru saja kita padamkan, sekarang sudah terbakar lagi. Seperti ada unsur kesengajaan saja, dan kita sudah sampaikan ini kepada Muspika,” terang koordinator lapangan Tahura Eko Wahyu yang berkantor di Desa Sumber Brantas Kota Batu, Senin (23/11).
Dalam data yang ada di Kantor Tahura R. Soeryo,  di kawasan ini sudah 6 kali terjadi kebakaran. Setiap kebakaran terjadi, Tahura selalu mengerahkan 6 personil pemadam kebakarannya. Terakhir kali kebakaran
hebat terjadi di Lereng Gunung Arjuna, pada Minggu (22/11) lalu.
Mulai pagi hingga sore hari kepulan asap besar dan gelap terlihat membumbung tinggi menyelimuti gunung yang berada di sisi Utara Kota  Batu. Dari Kota Batu terlihat jelas api membakar beberapa sudut hutan yang jaraknya cukup dekat dengan Desa Sumberbrantas, Kecamatan
Bumiaji. Setelah berhasil memadamkan api, petugas kembali turun ke kantor Tahura yang berada di Desa Sumberbrantas. Eko menjelaskan bahwa Kebakaran hebat ini terjadi di kawasan hutan Watu Tumpuk, mengarah di Bon 3. Padahal petugas pemadam Tahura baru saja turun dari kawasan hutan ini pada hari Jumat (20/11), setelah
berhasil memadamkan api pada hari Kamis (19/11). Namun begitu petugas sampai di Sumberbrantas, api kembali membakar hutan di kawasan yang sama.
Diketahui pada hari Kamis pekan lalu, Tahura bersama 5 petugas lainnya baru saja turun memadamkan api. Namun hanya selang sehari sudah terjadi kebakaran lagi.
“Hari Kamis kita baru saja berhasil memadamkan api di kawasan yang sama, kemudian kita turun, hari Jumat di kawasan hutan hujan gerimis, hari Sabtu cerah dan kembali kering, hari Minggunya (22/11) kembali terbakar,” ujar Eko.
Dalam kebakaran kali ini, kawasan hutan yang terbakar luasnya sekitar 25 hektar. Diperkirakan api membakar tumbuhan pakis  uling yang bercampur dengan semak-semak yang mudah terbakar. Jenis tumbuhan ini, menurut Eko, meskipun kondisinya sedikit basah dan hijau sangat mudah terbakar. [nas]

Tags: