Pengelola TWAW Bakal Memperkarakan Lembaga Galang Donasi Makan Monyet

Satwa monyet penghuni TWAW Desa Mangliawan, Kec Pakis, Kab Malang, yang diduga mengalami kelaparan. [cahyono/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Sepinya pengunjung di Taman Wisata Air Wendit (TWAW) yang berlokasi di wilayah Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, telah berdampak pada satwa monyet yang selama ini sebagai penghuni taman wisata tersebut, yang kini diduga mengalami kelaparan. Sehingga dengan adanya kelaparan itu, maka monyet-monyet itu turun ke rumah warga di sekitar TWAW untuk mencari makan.

Namun dugaan satwa monyet di area TWAW kelaparan, hal ini telah dibantah oleh salah satu Staf Pengelola Keuangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) TWAW Esterlina, Rabu (19/5), kepada wartawan, tidak benar ada monyet di TWAW sampai kelaparan. Karena meski tempat wisata ini sepi pengunjung, tapi untuk memberikan makan monyet sudah dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Karena TWAW merupakan tempat wisata yang hingga kini masih sebagai aset Pemkab Malang.

“Bahkan meski ada Refocusing atau pemotongan anggaran untuk penanganan Covid-19, namun untuk anggaran makanan monyet di TWAW tidak ada pemotongan. Jadi tidak benar monyet penghuni TWAW mengalami kelaparan,” ujarnya.  

Ester mengaku, memang jika dalam beberapa bulan terakhir ini atau selama Pandemi Covid-19, TWAW sepi pengunjung. Meski sepi pengunjung tidak berpenagruh pada kebutuhan makan monyet-monyet tersebut. Sedangkan TWAW ini hingga saat ini dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang. Karena makanan monyet sudah dianggarkan oleh Pemkab Malang, maka keberadaan monyet di tawan wisata legenda ini tidak terjadi adanya kelaparan.

Sedangkan, lanjut dia makanan yang kita siapkan setiap dua hari sekali yakni berupa pisang dan ketela. Bahkan, makanan juga sering mendapatkan sumbangan dari masyarakat. Sehingga jika monyet-monyet itu dikatakan kelaparan tidak benar, mungkin monyet itu turun ke perkampungan karena suhu udara panas yang kini masuk pada musim kemarau. “Tapi jika monyet itu kelaparan bisa dilihat dari kondisi tubuhnya kurus, dan tidak ganas para orang. Namun sebaliknya monyet yang ada ini tidak kelihatan kurus,” ungkap Ester.

Dia mengatakan, terkait ada informasi jika ada lembaga yang menggalang donasi untuk makan monyet di TWAW yang terkumpul mencapai Rp 30 juta, itu tidak benar. Dan pihaknya tidak merasa ada staf atau pengelola di TWAW melakukan open donasi. Karena sejak awal Pandemi Covid-19, dirinya tidak pernah tahu ada pemasukan dari donasi. Sebab saya ini sebagai staf keuangan, dan bila ada uang masuk pasti saya tahu.

“Kami bisa memperkarakan lembaga yang menggalang donasi untuk makan monyet, karena membuat donasi yang tidak benar dan tanpa seizin pihak pengelola TWAW. Namun sebelumnya, dirinya akan memberikan laporan terlebih dahulu ke Disparbud Kabupaten Malang,” tandas Ester. [cyn]

Tags: