Pengembangan KEK JIIPE Tinggal Menunggu PP

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdaprov Jatim Jumadi

Pemprov Segera Promosikan ke Calon Investor
Pemprov Jatim, Bhirawa
Kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) telah disetujui Menko Perekonomian Airlangga Hartato sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berlokasi di Kabupaten Gresik. Hal ini diyakini akan memberi sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim maupun nasional di tengah pandemi Covid-19 ini.
Setelah disetujui menjadi KEK, dalam waktu dekat akan JIIPE akan mengantongi Peraturan Pemerintah (PP) yang akan menjadi dasar insentif fiskal bagi pengusaha yang akan masuk. KEK JIIPE sendiri direncanakan menjadi kawasan bisnis industri metal, elektronik, kimia, energi, dan logistik yang terpadu dengan fasilitas pelabuhan. Hasil produksi pelaku usaha di dalamnya, diproyeksikan mampu memberi kontribusi ekspor sebesar US$ 10,1 miliar per tahun saat beroperasi penuh, juga substitusi impor pada produk industri metal dan kimia.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdaprov Jatim Jumadi mengatakan, PP yang mengatur tentang KEK JIIPE diperkirakan akan terbit akhir Februari ini. Dengan terbitnya PP tersebut, Pemprov bersama Pemkab Gresik serta pengelola JIIPE akan langsung mengusulkan manajemen Dewan KEK yang diketuai oleh gubernur dan di bawahnya ada bupati. Kira kira akan membutuhkan waktu enam bulan. Selain itu, PP akan menjadi dasar dikeluarkannya insentif kepada pelaku usaha.
“Beberapa insentif fiskal dari daerah sudah selesai. Tetapi insentif keuangan terbesar akan diberikan Menteri Keuangan. Kalau sudah insentifnya besar, maka tenant besar akan banyak yang tertarik,” tutur Jumadi saat dikonfirmasi kemarin, Selasa (16/2).
Salah satu kelebihan dari KEK JIIPE ialah terintegrasi dengan pelabuhan. Selain itu, pengelolaan amdal yang dapat diselesaikan dengan waktu singkat, yakni dua bulan. “Orang Jepang semula tidak percaya klau pengelolaan limbah itu bisa diselesaikan dalam dua bulan. Mereka menghitung itu bisa sampai satu tahun,” jelas Jumadi.
Jumadi mengaku, saat ini sudah ada beberapa calon investor yang masuk. Seperti dari Taiwan dan Jepang. “Ini Bu gubernur sedang mencoba menggagas pertemuan dengan konjen beberapa negara untuk mempromosikan KEK JIIPE,” kata Jumadi. Dari total lahan yang disiapkan seluas 2.125 hektar, kawasan industri JIIPE mencakup 1.719 hektar, dan pelabuhan multiguna 406 hektar. “Dari total lahan tersebut, saat ini sudah ada sekitar 1.500 lahan yang available,” sambung Jumadi.
Kehadiran KEK JIIPE, lanjut Jumadi, menambah jumlah KEK di Jatim setelah Singasari, Malang yang kini telah memasuki tahun kedua. KEK Singasari Malang sendiri direncanakan akan beroperasi di tahun ketiga. “KEK Singhasari tinggal perjanjian dengan daerah terkait aset. Tetapi beberapa partnership sudah dibangun dengan Amazon dan telkom,” jelas Jumadi. [tam]

Tags: