Pengembangan PMI Kota Batu Terganjal Status Tanah

Kegiatan donor darah di PMI Kota Batu masih belum ditunjang dengan keberadaan bank darah.

Kegiatan donor darah di PMI Kota Batu masih belum ditunjang dengan keberadaan bank darah.

Batu, Bhirawa
Meskipun telah berjuang selama 6 tahun, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Batu gagal memiliki gedung. Hal ini membuat PMI Batu tak bisa membangun Bank Darah yang sangat dibutuhkan sebuah kota wisata. Kegagalan ini menjadi bahan evaluasi dalam Musyawarah Kota (Muskot) PMI Batu III yang digelar di Gedung Bina Praja, Balaikota Batu, Kamis (30/10).
Ketua PMI Kota Batu periode 2008-2014, Dewanti Rumpoko mengatakan bahwa PMI Kota Satu sulit berkembang akibat terganjal masalah status tanah. Maksudnya, tanah/lahan yang ada di Kelurahan Sisir yang rencananya dijadikan tempat untuk membangun gedung PMI, statusnya masih belum milik PMI.
“Padahal saya sudah meminta SKPD terkait untuk ikut membantu merealisasikan pembangunan gedung PMI. Namun selama 5 tahun plus 1 tahun masa kepemimpinan saya, rencana itu tak kunjung terealisasi,”ujar Dewanti yang juga istri Walikota Batu, Eddy Rumpoko.
Dengan adanya ganjalan status tanah innai, kata Dewanti, maka rencana pembangunan gedung PMI menjadi tak bisa dilaksanakan. Kendala ini menjadi alasan bagi DPRD Batu untuk tidak menyetujui rencana pembangunan tersebut.
Dengan kondisi PMI Batu yang masih menempati gedung sewaan di Jl.Kartini, maka pengembangan juga sulit dilaksanakan. Terutama untuk membangun dan menyediakan bank darah di Kota Batu. Karena untuk membangun bank darah, gedung yang digunakan harus memenuhi beberapa syarat tertentu.
Syarat tersebut, katanya, berkaitan dengan pengadaan alat/ perangkat yang dibutuhkan oleh sebuah bank darah. Apalagi harga alat tersebut sangat mahal, yaitu di atas Rp 500 juta hingga miliaran Rupiah. Dan dengan tidak adanya gedung sendiri, praktis pengadaan alat juga tidak bisa direalisasikan.
Dalam muskot PMI kali ini, akhirnya pucuk pimpinan PMI Kota Batu diserahkan kepada Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso. Diharapkan dibawah kepemimpinan Punjul, semua permasalahan di tubuh PMI bisa terselesaikan. Dan PMI sebagai instansi sosial bisa berfungsi maksimal di Kota Wisata Batu.
Dalam kesempatan ini, Punjul mengaku siap membantu dan membawa PMI untuk nbisa eksis. Apalagi antusias warga Kota Batu sangat luar biasa untuk menjadi pendonor darah.
“Saya sangat kasihan kepada warga Batu dan warga Pujon, Ngantang, dan Kasembon yang berada di barat Kota Batu, saat membutuhkan darah harus berangkat ke PMI Kota Malang ataupun PMI Kepanjen (Kabupaten Malang) yang jaraknya sangat jauh. Kondisi inilah yang harus kita ubah sehinggawarga tidak kesulitan lagi saat membutuhkan darah,”pungkas Punjul. [nas]

Tags: