Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit di Malang Malang Sebatas Wacana

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Malang Tomie Herawanto.(cahyono/Bhirawa)

Kab Malang, Bhirawa
Polemik yang terjadi ditengah petani di wilayah Malang Selatan, Kabupaten Malang, terkait Bupati Malang HM Sanusi yang berkeinginan lahan pertanian di Malang Selatan tersebut dijadikan perkebunan kelapa sawit. Sehingga tidak sedikit para petani menolak keinginan bupati. Sedangkan keinginan lahan pertanian dijadikan tanaman kepala sawit, hal itu hanya sebatas wacana saja.

Menurut, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Malang Tomie Herawanto, Kamis (17/6), kepada wartawan, jika pengembangan kelapa sawit di wilayah Malang Selatan, hal itu masih sebatas wacana. Sebab, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih belum membahas perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di wilayah Malang Selatan, yang rencananya akan dijadikan industrialisasi perkebunan kelapa sawit. Sedangkan wacana pengembangan kelapa sawit itu berasal dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pertanian (Kementan).

“Jadi masih sebatas wacana saja, dan wacana penanaman kelapa sawit itu merupakan salah satu upaya untuk pengentasan kemiskinan, tapi masih perlu adanya kajian tentang dampaknya,” tuturnya.

Dia menjelaskan, wacana penanaman kelapa sawit di wilayah Malang Selatan tersebut harus ada pembahasan perubahan RTRW, karena di Kabupaten Malang telah dimandatkan untuk budidaya tanaman kopi dan tebu. Sedangkan RTRW itu bagian dari tanaman perkebunan, dan di Kabupaten Malang ada dua jenis tanaman diluar tanaman padi, seperti kopi dan tebu. Namun, petani di Malang selatan lebih suka menanam tebu. Dan untuk tanaman kelapa sawit tidak ditetapkan secara spesifik, jadi perlu pembahasan.

Jika, kata Tomie, penanaman kelapa sawit direalisasikan di Pulau Jawa termasuk di Kabupaten Malang harus ada perubahan RTRW. Karena jika di wilayah Kabupaten Malang dikembangkan tanaman sawit, maka diprediksi akan ada pergesaran pola perkebunan.

“Sehingga harus ada penyesuaian komoditas, seperti komoditas yang mana akan terjadi bergeserar. Karena di Malang Selatan sebagai wilayah penghasil pangan lewat tanaman tebu dan padi,” terangnya.

Sedangkan, masih dia katakan, penanaman kepala sawit pasti akan berdampak secara ekonomi maupun sosial, untuk itu diperlukan kajian lintas sektor. Dan yang harus diperhatikan dari aspek penataan ruang, diantaranya aspek sosial dan ekonomi. Sedangkan kekuatan pangan itu ada di Pulau Jawa, dan bagaimana dampaknya jika tanaman kelapa sawit dikembangkan di Pulau Jawa. Sehingga perlu dilakukan kajian secara paralel, nasional dan regional.

“Yang jelas, pengembangan tanaman kelapa sawit di wilayah Malang Selatan hingga kini masih sebatas wacana. Karena untuk mengembangkan tanama sawit itu perlu kajian, terutama dampaknya,” tandas Tomie.(cyn)

Tags: