Pengemis Serbu Jamaah Shalat Id

Para pengemis di alun-alun kota Probolinggo tempat sholat Id.

(Pemakaman Umum Juga Menjadi Jujukan)
Kota Probolinggo, Bhirawa
Seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya setelah puasa sebulan penuh umat Islam hari ini merayakan kemenangan. Puluhan pengemis mulai mengambil posisi mereka untuk mengais rejeki dari para jemaah salat di alun-alun Kota Probolinggo, Jumat 15/6. Mereka dating dari beberapa daerah di sekitar kota Probolinggo bahkan luar daerah. Selain itu pemakaman umum jadi jujukan para pengemis musiman tersebut.
Tidak hanya jamaah yang ingin menunaikan ibadah salat Idul Fitri saja yang datang. Para pengemis juga berdatangan untuk meraup rejeki musiman saat lebaran. Kebanyakan mereka berasal dari luar Kota Probolinggo.
Tak hanya di Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Probolinggo, pemandangan yang sama juga tampak di Stadion Bayuangga. Para pengemis berjejer rapi di jalan raya di sekitar stadion di Kota Mangga ini, termasuk jiga di alun-alun kota Kraksaan.
Jamila pengemis mengaku datang dari Situbondo, bersama suami dan anaknya. Biasanya, katanya, dengan menjadi pengemis, ia bisa meraup rejeki ratusan ribu. “Lumayan bisa buat beli baju lebaran anak dan bayar utang.
Hal senada diungkapkan Bok Tumpuk pengemis lainnya. Sehari-harinya bekerja sebagai pemulung. Namun, saat hari lebaran ia beralih profesi menjadi seorang pengemis. “Lebih banyak dapatnya. Ya sekali-kali saja buat tambahan belanja keluarga,” katanya.
Warga Probolinggo sepertinya tak keberatan dengan keberadaan para pengemis itu. Meski kadang membuat para jamaah risih, setidaknya mereka bisa mengajarkan kepada anaknya untuk berbagi rejeki di hari nan suci ini.
“Keberadaan mereka mengingatkan pada kita, bahwa ada sebagian rejeki yang harus kita sisihkan bagi kaum dhuafa. Bisa mengajarkan kepada anak-anak untuk berempati orang lain yang membutuhkan uluran tangan. Saling berbagi dengan sesama,” kata Agus, salah satu jemaah salah id.
Ia menuturkan fenomena ini biasa terjadi setiap setahun sekali pada momen Lebaran seperti saat pelaksanaan salat Id. “Tahun lalu juga banyak pengemis yang berada di sekitar masjid dan alun-alun,” tukasnya.
Dirinya sebenarnya tidak mempermasalahkan keberadaan para pengemis tersebut. Namun, kalau jumlahnya banyak bisa mengganggu kenyamanan jemaah.
Para pengemis itupun tidak hanya memadati tempat ibadah juga di pemakamn muslim yang tersebar di sejumlah titik di Kota Probolinggo, yang dipadati peziarah usai melaksanakan Shalat Idul Fitri 1439 Hijriah.
Pemantauan di Bhirawa, Jum’at, umat muslim dari sejumlah penjuru Kota Probolinggo bahkan dari luar kota datang berbondong-bondong berziarah ke pemakaman muslim yang tersebar di Kota Probolinggo. Para warga itu datang dengan membawa sanak keluarganya, sambil membawa karangan bunga yang juga diperdagangkan masyarakat di lokasi pemakaman.
Salah satu pemakaman Islam Joyo Lelono, makam bupati pertamata Probolinggo nampak paling dipadati peziarah hingga mencapai ribuan orang setelah pelaksanaan shalat Idul Fitri. Pemakaman Islam tersebut salah satu tertua di Kota Probolinggo, yang ramai dikunjungi setiap tahun dan yang paling banyak di dalamnya makam.
Warga memadati pemakaman Islam tersebut sejak pagi bahkan hingga sore, pemakaman Islam tersebut tampak ramai, didatangi warga yang ingin berziarah. “Setiap tahun sudah menjadi tradisi kami datang sekeluarga mendoakan suami kami yang sudah lama meninggal,” kata Imam Safiai, salah satu pesiarah.(Wap)

Rate this article!
Tags: