Pengendalian Inflasi Kota Malang Ranking Tiga

Lompatan Prestasi TPID Sepanjang Sejarah
Kota Malang, Bhirawa
Lompatan tajam dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang dalam kinerja pengendalian inflasi. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Azka Subkhan Aminurrido, mengutarakan prestasi pengendalian inflasi tahun ini, sangat membanggakan.

“Prestasi sangat membanggakan Kota Malang masuk ranking pengendalian inflasi, tahun ini masuk ranking tiga setelah kabupaten Banyuwangi dan Kediri,”ujar Azka, disela acara High Level Meeting (HLM) TPID Kota Malang – Strategi dan Tantangan Pengendalian Inflasi Jelang Natal dan Tahun Baru, di Hotel Atria Rabu 25/11 kemarin.

Pihaknya mengistilahkan lompatan karena di tahun sebelumnya scoring kota Malang di angka 87 (ranking 8).

“Maka saya perkirakan ranking tiga itu ada pada score 97-98,” Imbuh pria yang ramah dengan media ini.

Kabar tersebut direspon positif Walikota Malang Sutiaji, saat menerima secara langsung kunjungan Pimpinan BI di ruang kerja Walikota Malang.

“Ini harus dijadikan momentum kebangkitan ekonomi pula. Karena yang kita butuhkan saat ini adalah inflasi, yang artinya kita harus pacu masyarakat untuk berbelanja, yang artinya pergerakan ekonomi bergerak dinamis,”ujar Sutiaji.

Menurut Sutiaji, saat ini tugas seluruh elemen membalikkan deflasi saat ini ke inflasi. Maka pihaknya sepakat kabar ini menjadi pemacu semangat kinerja TPID Kota Malang sebagaimana tadi dinyatakan pimpinan BI.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan dengan terus menggeliatkan IKM (Industri Kecil Menengah) dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Kota Malang.

Sementara itu, Sunaryo, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang dalam paparannya, mengutarakan hingga Oktober 2020, inflasi kota Malang pada angka 1,22 %. “Ini masih relatif rendah dari ekspektasi target inflasi (kota Malang) sebesar 3 plus minus 1”, ujar Sunaryo. Maka di masa pandemi, justru dituntut untuk mampu mendongkrak laju inflasi.

Diutarakan pula oleh Kepala BPS Kota Malang, selama 2020 kota Malang mengalami 5 kali deflasi. Ini meningkat di banding 2019 yang 4 kali dan 2018 1 kali. Sementara itu, yang mendongkrak angka inflasi di Kota Malang adalah tarif angkutan udara dan harga daging ayam ras.

Mencermati performance inflasi, ditekankan Wawali Sofyan Edi Jarwoko, agar pada 2 bulan jelang tutup tahun 2020 harus dipacu roda ekonomi. Salah satunya memaksimalkan pembelanjaan (APBD maupun dana yang bersumber dari APBN).

“Pun demikian, sebagaimana juga dipesankan Bapak Presiden RI, agar kwartal pertama 2021 sudah ada pembelanjaan (APBD dan APBN), maka kita juga mendorong di bulan Desember sudah dapat dilakukan proses pengadaan barang dan jasa, “imbuh Bung Edi, demikian Wawali akrab disapa.

Ia meminta segera dikonsolidasikan potensi yang mampu menghangatkan perekonomian Kota Malang. Seiring itu konsolidasikan organ TPID (lembaga dan personil) dan juga konsolidasikan potensi serta permasalahannya.

“Poinnya simpul simpul ekonomi yang mungkin masih tidur, perlu kita bangkitkan dan gairahkan kembali. Tentu tetap memperhatikan protokol kesehatan, “tegas Wawali Edi. (mut)

Tags: