Pengendalian OPT Melalui MTS

Pemprov Jatim, Bhirawa
Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik berupa tikus atau ulat yang kini merajalela ke tanaman jagung sebenarnya masih bisa diantisipasi jika petani melakukan penanaman dengan cara MTS (Manajeme Tanaman Sehat), diantaranya mengikutkan sertakan tanaman keanekaragaman hayati.
Untuk hama tikus maupun ulat, sampai saat ini penanganannya masih bisa diatasi daerah yang terkait. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo saat dikonfirmasi.
Dikatakannya, MTS mencakup tiga hal. Pertama, pengendalian OPT dengan rekayasa agro ekosistem. Kedua, penguatan SDM (kelompok tani,red). Ketiga, desa sebagai pusat aplikasi kelompok tani.
“Penggunaan benih unggul dengan bantuan teknologi tinggi, penggunaan pupuk organik, serta pengendalian OPT yang berbasis pada rekayasa agro ekosistem, seperti penggunaan musuh alami ataupun refugia adalah salah satu manajemen MTS yang wajib dilakukan kelompok tani,” ujarnya.
Untuk pengendalian OPT tikus, dikatakan Hadi, kalau melakukan penanaman tanaman jagung maka sebelum ditanam diberikan umpan beracun dan pengemposan liang-liang,” Dan dilakukan secara serentak dalam satu hamparan,” katanya.
Saat ini, lanjutnya, OPT yang mengganggu tanaman jagung yaitu ulat Grayak atau nama latinnya Spodoptera frugiperda atau fall army worm merupakan hama invasif. “Ulat itu datang dari Sumatera lalu menginvasi hingga kini sudah sampai ke Jawa Timur,” ujarnya.
Ada beberapa daerah yang merupakan potensi tanaman jagung sudah terkena opt tersebut, diantara di kepulauan Madura. Namun, hingga kini jumlah tanaman jagung yang terkena opt tersebut masih belum mempengaruhi puso,” ujarnya. [rac]

Rate this article!
Tags: