Pengerjaan Tol Probowangi Kabupaten Probolinggo di Akhir 2022

Petugas saat memasang patok untuk lahan tol Probowangi seksi 1 di Paiton.[wiwit agus pribadi/bhirawa].

Kab Probolinggo, Bhirawa.
Sementara itu, Jadwal konstruksi akan menyesuaikan dengan ketersediaan lahan dengan minimal progres lebih dari 80 persen secara gate to gate. Sehingga pelaksanaan konstruksi antara gerbang satu dengan yang lainnya tidak terputus di tengah, dan nantinya dapat dioperasikan secara menerus.

Segmen Probolinggo-Besuki nantinya akan memiliki tiga Gerbang Tol (GT). Yaitu, GT Kraksaan, GT Paiton, dan GT Besuki. Pembebasan lahan lebih dari 80 persen ini harus tercapai antartiga gerbang tol tersebut.
Jalan Tol Probowangi dengan total panjang 171,516 km ini akan menjadi titik akhir jaringan Jalan Tol Trans Jawa. Dengan masa konsesi 35 tahun dan total investasi mencapai Rp 23,3 triliun.

Titik awal jalan tol ini akan tersambung dengan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo yang saat ini telah beroperasi sebagian. Jika sudah terbangun nanti, maka ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa akan terhubung dengan jalan tol. Sehingga semakin mempermudah mobilitas orang, barang, dan jasa.

Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) telah memberikan shareholder loan (SHL) senilai Rp 1,42 triliun kepada PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR). Dana itu bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2021.

Alokasi dana tersebut nantinya akan digunakan sebesar Rp 1,22 triliun untuk penyelesaian Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo Seksi 4A yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2022 dan sebesar Rp 204 miliar untuk pembayaran retensi konstruksi Jalan Tol Pejagan – Pemalang Seksi III dan IV.

“Dengan pengalokasian dana PMN 2021 untuk Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo dan Jalan Tol Pejagan – Pemalang, Perseroan optimis pendapatan usaha dari jasa konstruksi akan meningkat, paling tidak mencapai level pre Covid – 19 dengan tingkat burn rate yang lebih tinggi, serta memperlancar proses divestasi yang akan dieksekusi tahun ini,” ujar Destiawan, dari PT. Waskita Karya, Kamis (12/5).

Destiawan menambahkan, Perseroan menargetkan 3 – 4 divestasi jalan tol akan dieksekusi tahun ini, dan salah satunya diharapkan berasal dari WTTR.

“Dengan tereksekusinya target divestasi jalan tol tahun ini, Perseroan dapat meningkatkan likuiditas dan profitabilitas serta mengurangi utang melalui dekonsolidasian,” ungkapnya.

Dengan dukungan dari Pemerintah serta implementasi 8 streams penyehatan keuangan Waskita, perseroan akan fokus pada bisnis operasional, salah satunya melalui penyelesaian Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo dan Jalan Tol Pejagan – Pemalang.
Sebagai informasi, pada 2021 lalu, Waskita menerima dana PMN senilai Rp 7,9 triliun melalui aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue senilai Rp 7,9 triliun.
Dana rights issue yang berasal dari PMN itu akan digunakan untuk penyelesaian proyek 7 ruas tol, yaitu Kayu Agung-Palembang-Betung (112 km) senilai Rp 3,031 triliun, Bekasi-Cawang-Kp. Melayu (16 km) senilai Rp 1,130 triliun, Cimanggis-Cibitung (25 km) senilai Rp 623 miliar.

Selanjutnya, ruas Ciawi-Sukabumi (54 km) senilai Rp 637 miliar, Pejagan-Pemalang (58 km) senilai Rp 204 miliar, Pasuruan-Probolinggo (44 km) senilai Rp 1,219 triliun, dan Krian-Legundi-Manyar (38 km) senilai Rp 1,056 triliun.

“Setoran modal ini menunjukkan kepercayaan dan support konkret dari Pemerintah atas upaya perbaikan fundamental keuangan Waskita,” tambah Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita, Taufik Hendra Kusuma, Kamis (12/5).(wap.hel)

Tags: