Penggiat Surving Pinjami BPBD Kapal SAR

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kab Malang Bagyo Setiono saat menunjukkan kapal milik pelaku industri pariwisata Bali yang dipinjampakaikan kepada BPBD Kab Malang, di Dermaga Pantai Sendangbiru, Kab Malang.

Kab Malang, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mendapat pinjam pakai sebuah kapal dari salah satu penggiat olah raga surving yang sudah mendunia asal Kota Malang yang kini memiliki industri pariwisata di Denpasar, Provinsi Bali.
Kapal yang dipinjampakaikan pada BPBD tersebut, selanjutnya digunakan sebagai pendukung operasi bencana dan Search And Rescue (SAR). Karena di wilayah Kabupaten Malang ini rawan terjadinya bencana alam serta sering terjadinya kecelakaan (laka) laut.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiono, Rabu (12/4), kepada Bhirawa, kapal yang dipinjampakaikan kepada BPBD Kabupaten Malang ini berukuran 9 x 2 meter, dengan kapasitas mesin 80 Paarden Kracht (PK) double engine. “Penggiat olah raga surving yang kini memiliki industri pariwisata di Bali itu bernama Santos warga Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang,” terangnya.
Dijelaskan, Santos meminjam pakaikan kapal miliknya kepada BPBD Kabupaten Malang, karena dia sangat peduli dengan bencana dan laka laut. Sebab, di Kabupaten Malang ini tidak hanya sering terjadinya bencana alam, namun juga sering terjadi laka laut seperti wisatawan pantai terseret ombak laut. Selain itu, kapal yang dipinjam pakaikan pada BPBD ini, nantinya juga digunakan sebagai kapal penyelamat penggiat olah raga surving di pantai-pantai yang tersebar di Pantai Malang Selatan.
“Saat ini ada beberapa pantai yang menjadi surga para penggiat olah raga surving di Pantai Malang Selatan. Diantaranya, Pantai Lenggoksono, Wedi Awu, Modangan, Nganteb, Sendiki, dan Tamban. Sehingga sudah banyak para wisatawan asing yang melakukan surving di pantai-pantai tersebut,” ungkap Bagyo.
Ia mengatakan, untuk mengeperasikan kapal tersebut, maka pihaknya telah melakukan kolaborasi dengan TNI Angkatan Laut (AL) Pos Pantai Sendangbiru dan Malang Surving Assosiation (MSA). Sebab, jika dalam penggoperasian kapal itu ditanggung sendiri oleh BPBD Kabupaten Malang, maka yang jelas tidak memiliki anggaran. Karena sebelum dirinya mengambil kapal ke Bali sudah ada komitmen dengan TNI AL dan MSA, terkait sama-sama menanggung biaya pengoperasiaannya.
Bagyo mengaku, jika BPBD Kabupaten Malang juga memiliki kapal dengan kapasitas mesin 150 PK single engine. Namun jarang kita operasikan, karena untuk mengoperasikan kapal tersebut membutuhkan biaya tinggi. Sehingga untuk menggunakan kapal milik BPBD itu, kita gunakan ketika terjadi bencana di wilayah pesisir Pantai Malang Selatan. Salah satunya adalah sebagai pengangkut logistik.
Di kesempatan itu, ia juga menambahkan, untuk membawa kapal dari Bali ke Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, kami naiki bersama empat orang, dengan menempuh perjalanan 11 jam dan menghabiskan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax, sebanyak 750 liter.
“Kapal ini kita tempatkan di dermaga milik TNI AL Pos Sendangbiru. Kapal ini nantinya tidak hanya sebagai kapal SAR saja, tapi bisa digunakan untuk patroli dan pemantauan laut di pesisir Pantai Malang Selatan,” paparnya. [cyn]

Tags: