Pengguna Jalan Keluhkan Debu Pantura Manyar

Tertutup debu, kendaraan tidak berani melaju kencang. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Mandi debu dan lumpur. Itulah yang dirasakan para pengguna jalan Pantai Utara (Pantura) Manyar – Sembayat. Betapa tidak, perbaikan jalan nasional yang dilakukan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBJN) wilayah V Jatim itu hingga kini masih belum dilakukan pengaspalan.
Perbaikan jalan nasional sepanjang sekitar 2,5 km mulai Jembatan Tanggok hingga Banyutami, Kec Manyar itu belum diaspal atau hotmix. Untuk merekatkan bagian lapisan atas jalan itu hanya disiram menggunakan aspal curah. Sekali dilewati kendaraan roda berat, termasuk truk tronton, siraman aspal itu langsung hancur.
Selain itu, Sirtu yang digunakan menguruk jalan itu kualitasnya jelek. Jika kena guyur hujan jalan itu berubah menjadi lumpur yang sangat membahayakan bagi keselamatan jiwa para pengguna jalan. Sementara, jika panas, jalan itu berdebu. Saking tebalnya debu sampai mengganggu jarak pandang. Apalagi jika kondaraan roda empat, termasuk truk tronton melaju dengan kecepatan tinggi, jarak pandang depan benar – benar gelap karena tertutup debu.
Para pengendara sepeda motor yang lewat jalan itu harus menggunakan masker. Jika tidak, mereka bisa mandi debu dan terserang sesak nafas. Sebab, debu yang ditimbulkan cukup bahaya bagi kesehatan.
Pasca dilakukan perbaikan, jalan nasional yang menghubungkan dua Kab Gresik – Lamongan ini saat ini kondisinya sudah rusak kembali. Selain penuh lubang juga bergelombang. Ini karena proyek perbaikan jalan yang kerap kali timbulkan kemacetan ini terkesan dikerjakan secara asal – asalan. Bagaimana tidak, membangun jalan nasional tanpa diaspal. ”Tapi, ya percuma. Meski diaspal kualitas paling baik selama tonase dump truk yang lewat tidak ditertibkan, akan rusak terus,” ungkap Soenyoto, salah seorang kontraktor jalan ini.
Perbaikan jalan itu dilakukan karena sebelumnya memang rusak parah. Kerusakan itu akibat sisi jalan itu banyak yang ambles setelah terkena proyek galian pipa PGN (Perusahaan Gas Negara). Saat melakukan sidak ke lokasi, menurut Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) proyek PGN itu dikerjakan tidak profesional karena tanpa dilakukan pemadatan. Karena tidak dilakukan pemadatan lebih dulu.
Sementara, Subki, petugas BBJN Wilayah V Jatim belum berhasil dimintai konfirmasinya. Berulangkali dihubungi via ponselnya tidak diangkat. Di SMS juga tak dibalas. ”Mungkin dalam waktu dekat ini akan diaspal. Biar padat dulu,” tutur Bambang Isdianto,” Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Gresik. [eri]

Tags: