Penggunaan Masker Harus Dimasifkan

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa

Hadapi Norma Baru Kehidupan di Tengah Pandemi Covid-19
Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap penggunaan masker terus dimasifkan oleh masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini. Terlebih dengan menggunakan masker, laju penularan Covid-19 dapat memperkecil transmission rate.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga mengungkapkan, salah satu norma baru dalam tata kehidupan bermasyarakat saat ini adalah menggunakan masker. Maka dari itu, anjuran ini harus terus dimasifkan kepada masyarakat. “Kalau untuk surgical mask dan masker N95, awal kita sudah memesan kuota khusus ke pabrik yang memproduksinya. Dan insyallah saat ini stoknya cukup. Tapi yang perlu dimasifkan saat ini adalah masyarakat,” tutur Khofifah dalam konfrensi pers di Gedung Negara Grahadi, Selasa (19/5).
Mantan Menteri Sosial RI tersebut menegaskan, masing-masing kabupaten/kota sudah diinstruksikan untuk melakukan refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 termasuk pengadaan masker. Maka, kabupaten / kota wajib menyelenggarakan layanan covid-19 untuk pengadaan masker. Karena masing-masing memiliki APBD dan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusat dan semua sudah diinstruksikan melalui inpres Nomor 4 Tahun 2020. Sehingga refocusing dan realokasi anggaran harus dilakukan.
“Yang tidak melakukan, DAU-nya akan ditunda sampai 35 persen. Dan sudah ada Keputusan Menkeu Nomor 7 Tahun 2020, beberapa kabupaten/ kota di Jatim yang tidak mendapat penundaan baru 11. Saya sebut baru 11 karena ketika sudah dilakukan refocusing dan realokasi anggaran maka penundaan bisa dicabut,” tutur Khofifah.
Bersyukur, untuk Pemprov Jatim sendiri tidak termasuk pemerintah daerah yang terjadi penundaan dari Menteri Keuangan. Bahkan, dikatakan Khofifah Jatim termasuk yang menjadi refrensi bagi Kementerian Keuangan dalam melaksanakan refocusing dan realokasi anggaran.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga merilis perkembangan Covid-19 di Jatim yang per tanggal kemarin telah mencapai angka 2.372 kasus positif. Pada 19 Mei sendiri, terjadi penambahan 91 kasus positif dengan beberapa penambahan tertinggi di Surabaya sebanyak 60 orang, Sampang enam orang dan Sidoarjo lima orang.
“Ternyata setelah tracing dilakukan, rapid test dimaksimalkan, kita menemukan ada enam terkonfirmasi di Sampang. Jadi dengan atau tanpa PSBB, jika rapid test dan swab dimasifkan serta tracing dilakukan secara progresif, maka peta baru bisa segera dilakukan antisipasi dan kesiapsiagaan layanan medik bisa diantisipasi.
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi menambahkan, dalam penelitian yang dilakukan terkait penggunaan masker ini mampu mengurangi transmission rate Covid-19. Misalnya dalam satu komunitas itu, 60 persen saja menggunakan masker maka transmission rate hanya satu. Sementara untuk saat ini, transmission rate Covid-19 di Jatim telah mencapai 1,4.
“Artinya, kalau transmission rate hanya satu berarti lama-lama akan menurun bahkan hilang. Maka, pakailah masker menutup hidung dan mulut di tengah pandemic ini. Dengan menggunakan masker secara 100 persen, transmission rate akan menurun,” pungkas dr Joni. [tam]

Rate this article!
Tags: