Penghapusan Kafir Bukan Mengganti Ayat Alquran

Foto: ilustrasi

Jakarta, Bhirawa
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU) men-sinyalir adanya upaya menggoreng-goreng, seolah-olah NU akan mengganti surat Al-Kafirun menjadi Al-Muslimun. Juga ada segelintir orang yng gencar melakukn upaya agar Indonesia ter-polarisasi dan seakan-akan hanya Khilafah yang bisa menyatukan Indonesia.
“Akhir-akhir ini banyak bermuncul an upaya yang dilakukan segelintir orang untuk membuat polarisasi di Indonesia. Tidak hanya pada saat Pilpres.Bisa di cek rekam jejak mereka yng muncul dengan meng-goreng dan memecah belah keBhinekaan yang sudah ada ini. Dikotak-kotakkan lagi. Misalnya,yang Islam bikin kotak sendiri, lalu Kristen, Katholik, Hindu, Budha, juga dibikinin kotak sendiri. Dngan harapan supaya ada benturan benturan,” tutur juru bicara PBNU Nabil Haroen dalam diskusi 4 Pilar MPRRI, kmarin (4/3). Nara sumber lain anggota MPR dari PDIP Masinton Pasaribu dn pengamat politik VOXPOL Center Pangi Syarwi Chaniago.
Nabil Haroen lebih jauh mengutarakan, pada Munas Alim Ulama dan Kontes NU di Banjar baru baru ini, di putuskan untuk menghapus sebutan Kafir bagi non Muslim dan meng- haram kan buang sampah sembarang tempat. Hal itu telah digoreng-goreng seolah NU ingin meng ganti ayat-ayat Al-Quran, dari Ala Kafirun menjadi Al-Muslimun (non Muslim). Padahal, apa yang diputus kan Munas NU di Banjar adalah salah satu komitmen NU terhadap kebangsaan.
“Sebagai sesama anak bangsa, sebagai sesama warga negara, kita tidak boleh di pisah pisahkan, dikotak kotak kan. Tugas NU dalam menjaga dan merawat keBhinekaan, harus di dukung banyak fihak. Khususnya Wartawan, saya yakin teman teman mendukung niat baik NU,” ujar Nabil. [ira]

Tags: