Penghasilan Tak Menjanjikan, Banyak Pemuda Malas Bekerja di Sektor Pertanian

DPRD Jatim, Bhirawa
Minimnya para pemuda desa yang turun dan tertarik untuk bekerja di sektor pertanian membuat prihatin Komisi B DPRD Jatim. Karenanya komisi yang membidangi pertanian ini  mendorong dan mengajak para pemuda terlibat dalam mengembangkan sektor pertanian di Jatim. Hal ini dilakukan agar nilai tukar pertanian di Jatim mengalami kenaikan.
Anggota Komisi B DPRD Jatim Subianto mengatakan saat ini para petani mengeluh dengan turunnya kesejahteraan petani atau NTP (Nilai Tukar Petani), karena dipicu nilai tukar hasil yang minim atau biaya yang dikeluarkan petani mengalami kenaikan dan tidak seimbang dengan hasil yang didapatkan. Kondisi seperti ini membuat mayoritas anak muda enggan melirik dunia pertanian. Jika dibiarkan ke depan tenaga pertanian semakin berkurang.
Penurunan hasil pertanian juga dipicu kondisi tanah yang kadar organiknya semakin menurun, sehingga mendorong penggunaan  pupuk kimia. Belum lagi ada serangan hama  atau penyakit.  “Nah, masalah-masalah seperti ini yang menjadi perhatian kita, ” ujar Subianto, Selasa (8/8).
Ia menambahkan, bahwa dulu  kontribusi  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)  di bidang pertanian sangat tinggi, sekarang turun di peringkat ketiga, setelah industri pengolahan dan perdagangan. Hal ini disebabkan, karena kurang produktifnya dunia pertanian yang dikarenakan minimnya tenaga pertanian.
Guna menumbuhkan minat pemuda di bidang pertanian, pihaknya akan mengumpulkan mahasiswa di Kediri saat reses nanti yang tergabung dalam dalam Yayasan Dhoho Cendikia, Taruna Tani, Jangkar Kelud di Kediri. “Dalam pertemuan nanti akan dicarikan solusi agar pemuda mau tergerak dan aktif dalam membangun desa di Kediri melalui sekor pertanian tersebut,”tegas Subianto yang juga politisi asal Dapil VI Jatim Kediri, Blitar, Tulungagung.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Anik Maslacha. Menurutnya minimnya minat pemuda turun di sektor pertanian karena penghasilannya tidak menjanjikan. Di sisi lain kerja di sektor ini dianggap tidak bonafid. ”Sudah saatnya pemerintah memberikan sosialisasi kepada pemuda untuk bekerja di sektor pertanian daripada di pabrik. Selain itu, pemerintah juga harus melindungi hasil pertanian sehingga para pemudanya bergairah untuk terjun ke sektor tersebut,”lanjutnya. [cty]

Tags: