Penghuni Liponsos Keputih Surabaya Overload Hingga 71 Persen

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya, Suharto Wardoyo ketika hearing di Komisi D DPRD Surabaya, Selasa (14/1).

DPRD Surabaya, Bhirawa
Kapasitas penghuni lingkugan podok sosial (Liponsos) Keputih, Kota Surabaya kini telah melebihi batas sekitar 71%. Kebanyakan adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Penghuni overload itu belum termasuk yang dirawat inap, baik di Rumah Sakit Jiwa Surabaya maupun Lawang.
“Liponsos Keputih ada 1027 orang, rincian ODGJ 878 orang, gepeng 57 orang, lansia 70 orang, anak jalanan 17 orang, prse 4 orang terlantar 1 orang. Ada juga yang di rawat inap dari jumlah penghuni 125 orang, di RS Menur 43 orang, RSJ lawang 82 orang,” jelas Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya, Suharto Wardoyo setelah hearing di Komisi D DPRD Surabaya, Selasa (14/1).
Ideal dari jumlah penghuni Liponsos Keputih adalah 600 orang. Tetapi, Suharto mengatakan karena banyak penertiban PMKS, gelandangan hingga pengemis oleh Satpol PP dan langsung ditampung di Liponsos Keputih yang menyebabkan kelebihan kapasitas.
Namun pihaknya tetap berusaha menyembuhkan, bagkan setelah pengobatan dan ditemukan identitas kependudukan atau keluarga akan langsung dikembalikan/dipulangkan.
“Selama ini Dinas Sosial Jatim, Surabay juga melakukan verifikasi data kependudukan. Apabila sudah diketemukan data kependudukannya, mereka dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Sedangkan gangguan jiwa akan diberikan pengobatan,” kata dia.
Rupanya, Liponsos Keputih juga mendapati banyak pasien pengidap HIV/AIDS. Kepala UPT Liponsos Keputih, Sugianto mengatakan di tahun 2019 terdapat 25 orang pengidap HIV/AIDS dari warga Surabaya (Kembang Kuning dan Jagir), Probolinggo, Jember, Lumajang, Jombang dan Lamongan.
Untuk perawatan agar tidak bertambah parah, Liponsos Keputih memberikan obat ARV yang diambil dar RS Dr Soetomo dan diminumkan.
“Yang kena HIV harus meminum obat HIV setiap hati, nggak boleh telah. Kalau telat harus mengulangi lagi dari awal,” kata Sugianto.
Selain itu, dari hasil evaluasi sejak 2018 lalu, Liponsos telah menerapkan terapi musik kepada pengidap ODGJ untuk merangsang ingatan. Tapi tak hanya musik, ada pula bacaan surat dari setiap keyakinan menjadi efektif di samping obat-obatan.
“Karena ada musik mereka semangat untuk mengingat kembali dimana mereka asalnya dan orang tua bisa diketahui. Terapi musik didampingi oleh dokter dari RS Menur. Cukup efektif di samping obat juga musik kata dokter RS Menur,” jelasnya.
Sementara untuk infrastruktur, Sugianto menjelaskan, mulai tahu 2017 lalu sudah dibangun gedung dan tinggal satu baran, yaitu baran C belum terehap.
“Barak A,B sudah direhap D,E sudah terehap tinggal barak C yang masih banyak lantainya yang tergenang air. Rencana dari Cipta Karya itu diambilkan dari anggaran PAK,” ujarnya.
Di samping itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah menyoroti kondisi barak C yang memprihatinkan, karena atapnya yang jebol dan lantai berlubang. Oleh karena itu Komisi D memprioritaskan kondisi bangunan yang berdiri sejak 1996.
“Memang 2020 belum ada perencanaan pembangunan, tapi kita minta sama komisi menghitung kebutuhan dan desain yang diinginkan termasuk sinitasi kepada penyandang penyakit TB. Banyak hal yang harus kita lakukan untuk bangunan liponsos, namun banyak penghuninyg bukan dari Surabaya tapi banyak warga luar kota,” jelasnya.
“Mangkanya kita mendorong komunikasi dengan dinas sosial provinsi dan dinas sosial kab kota yang warganya ada di liponsos kita,” lanjut Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini.
Di tahun 2020 ini, meski tidak ada anggaran untuk pembangunan liponsos, ia meminta Komisi D menjadikannya atensi Untuk selanjutnya Dinas Cipta Karya dan Dinsos untuk sama-sama berkomitmen bersepatakan menentukan desain dan kehutuhan-kebutuhan.
“Barak C ini menjadi sangat penting karena itu akan digunakan ODGJ perempuan sehingga butuh penanganan cepat. Mudah-mudahan PAK mereka sudah ada desain dan ada persiapannya dan pak bisa dibahas lebih awal dan itu sudah kita garais bawahi tegas bahwa ini menjadi atensi Komisi D,” pungkasnya. [dre]

Tags: