Pengidap HIV/AIDS di Surabaya Capai 744 Orang

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Surabaya, dr Mira Novia

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Surabaya, dr Mira Novia

Surabaya, Bhirawa
Saat ini jumlah kasus HIV/AIDS Surabaya mencapai angka diatas 700 kasus. Data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2015, hingga triwulan pada bulan Oktober, terdata ada 744 penderita HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS terbesar dari Kalangan laki-laki.
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Surabaya, dr Mira Novia menyatakan, tahun ini penderita HIV/AIDS banyak menyerang di usia 30 hingga 34 tahun. “Data yang kita miliki penderita ODHA dengan prosentasi jenis kelamin laki laki mencapai angka 481 orang, dan 263 perempuan. Sedangkan bayi yang baru lahir yang terinfeksi vrus HIV sebanyak 7 bayi,” terangnya
Mira menambahkan peningkatan jumlah ODHA di Surabaya  belum terhitung satu tahun. Namun pihaknya akan terus berupaya dalam menekan kian meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS yang saat ini banyak menyerang ibu rumah tangga.
“Dengan penanganan sejak dini, melalui proses pengobatan gratis dan pemantauan secara rutin dari homecare yang dibuka oleh pemerintah kota , kita berharap bisa menekan angka penderita ODHA,” harapnya.
Koordinator Unit Perawatan Intermediet dan Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD dr. Soetomo Surabaya  Erwin Astha Triyono mengaku, sejak Januari sampai Oktober 2015, sedikitnya 700 warga Surabaya teridentifikasi terjangkit HIV. Dengan angka ini, Surabaya masih menjadi penyumbang HIV yang tertinggi di Jatim.
Menurutnya, fenomena ini memang seperti gunung es dan harus segera dibongkar semua dan yang penting lagi jangan sampai ada kasus berikutnya. ”Dari data yang ada, HIV saat ini juga mulai menjangkit usia produktif 20-40 tahun dengan jumlah mencapai 50 persen dari total kasus,” katanya.
Dengan masih banyaknya kasus ini, Erwin mengaku telah melakukan kerjasama dengan Dinas Sosial, Pendidikan dan Pemuda Olahraga Kota Surabaya untuk memberikan pemahaman masyarakat terkait HIV.
“Agar tidak terjadi diskriminasi, moment hari AIDS harus jadi ajang sosialisasi dengan baik agar masyarakat lebih paham. Akan menjadi lebih baik jika Odha diketahui selagi dini,” tambahnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, sebenarnya HIV/AIDS itu bisa dicegah dan diobati.  “Walaupun tidak 100 persen penyakit sembuh dan 100 persenbisa kembali seperti orang normal. Tapi HIV/AIDS bisa diobati dan mengembalikan kualitas hidup ODHA seperti orang normal. Dimana seseorang yang merasa berpotensi terkena HIV/AIDS segera melakukan konseling dan pemeriksaan untuk memastikan kondisinya.
Jika positif secara rutin dan teratur menjalani pemeriksaan dan mengkonsumsi obat, yaitu anti retro viral (ARV) lama kelamaan virus didalam tubuh mereka akan mati dan mengembalikan kekebalan mereka seperti orang normal. Ini salah satu bukti bahwa HIV bisa diobati.
“Sebenarnya penyakit HIV/AIDS tidak jauh berbeda dengan penyakit diabetes melitus, dimana penderitanya harus mengkonsumsi obat seumur hidup untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,” terang Erwin. [dna]

Tags: