Pengidap Penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Malang Meningkat

Foto Ilustrasi

Kab Malang, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang telah menyatakan jika di wilayah setempat, setiap tahun jumlah penderita pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)  atau AIDS terus meningkat. Sehingga dengan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS tersebut, maka Dinkes terus berupaya untuk melakukan pencegahan agar penyakit yang mematikan itu tidak meluas.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinkes Kabupaten Malang dr Ratih Maharani, Minggu (10/2), kepada wartawan  mengatakan, sejak tahun 2015, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinkes telah bekerjasama dengan Komisi Peduli AIDS (KPA). Sedangkan kerjasama yang kita lakukan itu, agar masyarakat Kabupaten Malang memahami akan bahayanya penyakit HIV/AIDS, yaitu melalui Warga Peduli AIDS (WPA)
“Jika sebelumnya penderita HIV/AIDS itu sebagian Pekerja Seks Komersial (PSK). Namun kali ini mulai merambah ke desa-desa, dari yang sebelumnya tidak teridentifikasi, hingga positif terkena HIV. Sehingga wajar jika setiap tahun penderita HIV/AIDS mengalami peningkatan,” ujarnya.
Selain Dinkes menjalankan program WPA, masih dia katakan, Dinkes juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah secara rutin dilakukan. Hal itu diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah, agar mereka tahu akan bahayanya penyakit HIV/AIDS. Sebab, anak-anak sekolah atau remaja dianggap rawan terjangkit virus HIV/AIDS, karena mereka saat ini cenderung banyak yang terjerumus pada pergaulan bebas. Serta perilaku gonta-ganti pasangan dan berhubungan intim sebelum waktunya menjadi salah satu penyebab HIV/AIDS.
“Tidak hanya anak-anak sekolah atau remaja, larangan untuk gonta-ganti pasangan tentu berlaku bagi orang dewasa. Selain gonta-ganti pasangan seks menyebabkan HIV/AIDS, itu pun juga disebabkan narkoba suntik yang dilakukan secara bergantian,” ungkap Ratih.
Ditegaskan, untuk melakukan pencegahan terserangnya HIV/AIDS, maka Dinkes melalui masing-masing puskesmas menyediakan alat kontrasepsi berupa kondom yang diberikan secara gratis. Bahkan, ada tiga puskesmas di Kabupaten Malang ini memiliki klinik khusus untuk penanganan HIV/AIDS, seperti Puskesmas Turen, Ampelgading, dan Sitiarjo sudah. Sedangkan tiga puskesmas tersebut berada di wilayah Malang Selatan, karena di wilayah itu terindikasi adanya penyebaran penyakit yang mematikan tersebut.
Sementara itu, Kepala Pengelola Progam Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Malang Anita menjelaskan, KPA telah mencatat jika pada 2018, di Kabupaten Malang terdapat 2.497 orang yang terinveksi HIV/AIDS. Sedangkan jumlah itu lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS itu sudah terdeteksi sejak beberapa tahun lalu. Seperti tahun 2016, ada sebanyak 1.960 orang, kemudian di tahun 2017 meningkat menjadi 2.247 orang.
“Meningkatkannya pengidap HIV/AIDS itu seperti fenomena gunung es. Namun meskipun terus mengalami peningkatan, penanganan terhadap penderita HIV/AIDS tetap berada pada koridor,” terangnya.
Menurutnya, banyaknya jumlah penderita penyakit yang mematikan itu, hal ini bukan berarti Kabupaten Malang buruk dalam hal banyaknya penderita HIV/AIDS, namun justru bagus karena semua mendapat penanganan. Dan jika dirinci menurut pekerjaan, PSK lebih banyak menderita HIV/AIDS, yakni sebanyak 410 orang. Dan sisanya, dari berbagai latar belakang pekerjaan, seperti sopir angkutan umum dan pekerja dari perantauan yang pekerjaaanya tidak tetap. [cyn]

Tags: