Pengikut Eks Gafatar Usul Ditransmigrasikan

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf didampingi Pj Wali Kota Surabaya Nurwiyatno berdialog dengan para pengungsi eks anggota Gafatar di Gedung Transito, Margorejo Surabaya.

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf didampingi Pj Wali Kota Surabaya Nurwiyatno berdialog dengan para pengungsi eks anggota Gafatar di Gedung Transito, Margorejo Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Transmigrasi menjadi solusi alternative menanganani eks anggota Gafatar yang saat ini dipastikan tidak punya tempat tinggal di kampong halaman. Pemprov Jatim berencana mengikutkan mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ke dalam program transmigrasi, yang tiap tahun diberangkatkan Kementerian Transmigrasi dan Desa Tertinggal tersebut.
“Kalau mereka mau transmigrasi sangat mungkin. Nanti kita akan fasilitasi untuk program transmigrasi ini,” kata Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf, ketika meninjau lokasi penampungan sementara mantan anggota Gafatar di Gedung Transito, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Provinsi Jatim, Senin (25/1).
Transmigrasi kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, merupakan solusi yang tepat karena mayoritas mantan anggota Gafatar ini juga sudah tidak memiliki rumah di Jatim. Mereka umumnya telah menjual rumah untuk bekal ikut kelompok Gafatar membuka lahan mandiri di Kalimantan.
“Setelah ini pemprov akan berkirim surat ke Kementerian Transmigrasi sehingga mantan anggota Gafatar ini bisa diprioritaskan. Tapi untuk saat ini mereka yang tinggal di gedung transito ini harus dipulangkan dulu ke kabupaten/kota setempat,” ujarnya.
Dari kabupaten/kota masing-masing inilah diharapkan bisa didata keinginan para mantan anggota Gafatar. Termasuk jika menginginkan transmigrasi maka akan langsung didaftarkan. “Tapi yang utama sekarang adalah memikirkan mereka bisa pulang ke daerah masing-masing dulu,” ungkapnya.
Ia menegaskan, Pemprov Jatim memiliki target tiga hingga empat hari terhitung sejak kedatangan mantan anggota Gafatar ini bisa pulang ke daerah. “Paling tidak, besok semua pengungsi bisa kembali ke daerah asalnya. Semoga besok semua pengungsi bisa kembali kepada keluarga dan difasilitasi pemkab/pemkot,” katanya.
Saat ini, pengungsi yang berada di Gedung Transito akan di data terlebih dahulu dan diberikan pembekalan. Pemprov Jatim akan memberikan mereka uang pegangan bagi setiap kepala keluarga. “Kita ingin memastikan, mereka selamat kembali kepada keluarga dengan aman dan nyaman,” tuturnya.
Pemerintah, tambah Gus Ipul akan berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat dan lingkungan agar mereka tidak dikucilkan dan bisa diterima kembali.  Bupati/wali kota harus memberikan jaminan serta solusi bagi masa depan masyarakat eks gafatar ini.
Menurutnya, terdapat beberapa solusi yang bisa diberikan sekembalinya mereka ke daerah asal. Salah satu solusinya antara lain dengan pembekalan keterampilan hingga menggarap tanah produktif. Jika mereka terbiasa bercocok tanam, pemkab/pemkot bisa memberikan lahan untuk ditanam. Solusi lain yang bisa diberikan adalah menawarkan kembali kepada mereka untuk bertransmigran, tentunya dengan prosedur yang ada.
Sementara itu, untuk kebutuhan pengungsi Gus Ipul menjamin semua kebutuhan pengungsi sudah disiapkan dan dicukupi dengan baik. “Untuk keperluan makan, sudah disiapkan. Disini juga sudah tersedia dapur umum, keperluan anak-anak juga sudah disiapkan terutama baju layak pakai. Semua telah disiapkan oleh pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Disnakertransduk Provinsi Jatim Drs Sukardo MSi berharap, bupati/wali kota untuk segera menjemput pengungsi eks gafatar yang berada di transito ini. “Kami mohon dengan sangat agar pemkab/pemkot segera menjemput pengungsi untuk dikembalikan kepada keluarga, karena kapasitas di transito ini sangat terbatas,” katanya.
Dikawal Polisi
Pemulangan eks anggota Gafatar tidak lepas dari pengawalan ketat personel Polres jajaran Polda Jatim.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, kepada Bhirawa mengatakan, pemulangan eks anggota Gafatar ke daerah tempat tinggalnya tidak lepas dari koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Bahkan, Polres jajaran Polda Jatim turut dilibatkan dalam pengawalan kepulangan eks anggota Gafatar di tempat masing-masing.
“Pengambilan warga atau eks anggota Gafatar di Surabaya sudah dikoordinasikan dengan Pemkab masing-masing, dan mendapat pengawalan oleh Polres jajaran Polda Jatim,” tegas Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi Bhirawa via seluler, Senin (25/1).
Dijelaskan Argo, selama di Asrama Transito milik Disnakertransduk Jatim, ratusan eks anggota Gafatar mendapat pengawalan dari personel Polda Jatim, Polrestabes Surabaya, dan TNI. Untuk pemulangan di daerah masing-masing, Argo mengaku hal ini sudah dikoordinasikan dengan Pemkab maupun Pemkot dan Polres setempat.
“Pengawalan yang dilakukan Polres jajaran sudah dilakukan sesuai SOP. Ini juga dilakukan personel yang ada di Asrmasa Transito Surabaya,” terang Argo.
Ditanya terkait jumlah personel pengamanan di Asrama Transito, Argo menegaskan, kurang lebih sebanyak 150 personel gabungan dari Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya disiagakan di sana. Untuk detail personel dari Polda Jatim, Argo mengaku, sebanyak 1 Peleton personel Polda Jatim atau 30-50 orang disiagakan di Asrama Transito.
Sementara untuk pola pengamanan, Perwira Tinggi dengan tiga melati dipundaknya ini menjelaskan bahwa PAM dilakukan sesuai SOP. Artinya, lanjut Argo, semua personel dilengkapi dengan senjata lengkap, sesuai dengan kebutuhan di tempat pengamanan. Sampai kapankah PAM ini berlangsung, Argo mengaku hal itu disesuaikan dengan jumlah anggota eks Gafatar yang masih ada di Asrama Transito.
“PAM terus berlangsung sesuai dengan koordinasi Pemprov Jatim untuk memulangkan eks anggota Gafatar ke tempat tinggal masing-masing. Artinya, kami menunggu sampai seluruh keluarga eks anggota Gafatar dipulangkan ke daerah masing-masing,” pungkas Argo kepada Bhirawa.
Sebagaimana diberitakan, sebanyak 100 personel Polisi diterjunkan untuk memberikan pengamanan dan pengawalan bagi eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) saat mereka tiba Surabaya, Sabtu (23/1) lalu. Personel yang diterjunkan merupakan gabungan dari anggota Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya. Mereka ditugaskan mengawal eks Gafatar mulai dari Juanda hingga ke tempat penampungan di Asrama Transito Jl Margorejo, Surabaya.
Setiba di Juanda, para eks anggota Gafatar ini akan diangkut menggunakan lima bus milik Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. Sedangkan di Asrama Transito Jl Margerejo, Surabaya, eks Gafatar ini juga mendapat pengawalan anggota kepolisian sebanyak 150 orang. [Iib.bed]

Tags: