Pengiriman Tak Lancar, Stok Raskin Tinggal 4 Ton

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sumenep,Bhirawa
Persediaan beras bagi warga kurang mampu (raskin) di Bulog Sumenep tinggal 4 ton, padahal kebutuhan dikabupaten ujung timur Pulau Madura itu mencapai 1.745.090 ton perbulan.
Akibatnya, sejak Januari hingga sekarang, 10 dari 27 kecamatan di Sumenep tidak bisa melakukan penebusan sama sekali, hanya 17 kecamatan yang bisa melakukan penebusan.  Namun dari 17 kecamatan yang telah melakukan penebusan raskin jatah untuk warga kurang mampu itu tidak penuh.
Kabag Perekonomian, Pemkab Sumenep, Moh Hanafi mengatakan, dari bulan Januari hingga pertengahan Mei, 10 kecamatan yang sama sekali tidak melakukan penemusan itu di antaranya kecamatan Batu Putih, Batuan, Dungkek, Ganding, Gapura, Giligenting, Guluk-guluk, Gayam, Masalembu dan Pasongsongan. Tidak menebusnya sejumlah kecamatan itu lantaran tidak ada stok raskin di Bulog Sumenep.
“Mereka tidak menebus raskin itu karena stok raskin memang tidak ada. Pengiriman dari divre Bulog Propinsi Jawa Timur tidak ada sehingga menghambat realisasi raskin di Sumenep,” kata Moh Hanafi ditemui diruangan kerjanya, Kamis (21/5).
Hanafi menerangkan, penebusan raskin di Sumenep hanya tiga bulan. Untuk bulan Januari, ada 17 kecamatan yang melakukan penebusan, sementara 10 kecamatan lainnya tidak melakukan penebusan. Pada bulan Februari, dari 27 kecamatan hanya 14 kecamatan yang menebs, sedangkan 13 kecamatan tidak menebusnya. Sedangkan pada bulan Maret, dari 27 kecamatan, 5 kecamatan yang melakukan penebusan, sedangkan 22 kecamatan lainnya sama seali tidak bisa menebus.
“Selama ini banyak desakan dari bawah ke kami, tapi kami tidak bisa berbuat banyak karena pengadaan raskin berada di divre Bulog Jatim dan pengirimannya pun tidak rutin dan setiap pengiriman pun tidak mencukupi stok yang dibutuhkan kami,” ucapnya.
Ia menegaskan, pada pengiriman raskin bulan Mei ini, Bulog Sumenep mengembalikan 60 ton raskin ke divre Bulog Jawa Timur. Dikembalikannya raskin itu karena kwalitas raskin yang dikirim tidak memenuhi standart.
“Berasnyanya batah atau hancur, makanya kami kembalikan lagi. Raskin yang dikembalikan itu sekitar 60 ton raskin. Karena kami sudah berkometmen, jika raskin itu jelak tidak akan didistribusikan ke penerima manfaat,” tegasnya.
Ia menyampaikan, tersendatnya pendistribusian raskin ini baru terjadi pada tahun ini setelah pengadaan beras diambil alih oleh divre Bulog Jatim. Sementara, pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah terjadi seperti tahun ini.
“Untung saat ini Sumenep masih baru selesai masa panen, jadi damaknya tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat Sumenep. Andai saja tidak baru selesai panen, dipastikan banyak keluhan dari masyarakat ,” tuturnya.
Ia berharap, divre Bulog Jatim juga melihat secara objektif terhadap kebutuhan riil masyarakat Sumenep. sehingga pengiriman beras jatah orang tidak mampu itu daoat disegerakan dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
“Harapan kami, Bulog Jatim memperhatikan masyarakat, karena raskin ini kan sangat diharapkan masyarakat. Kalau terus-menerus seperti ini kan tidak baik juga,” harapnya. Penerima manfaat di kabupaten Sumenep tahun 2015 ini mencapai 116.378rumah tangga sasaran (RTS). [sul]

Tags: